Categories: Mobil

Perbandingan Premi Asuransi TLO Mobil Listrik BYD vs Tesla di Indonesia

UPDATEOTOMOTIF.COM - Pertumbuhan mobil listrik di Indonesia semakin menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Perhatian konsumen tak hanya tertuju pada teknologi dan efisiensi energi, tetapi juga pada perlindungan finansial melalui asuransi kendaraan.

Jenis asuransi kendaraan yang umum digunakan adalah Total Loss Only atau TLO. Asuransi ini memberikan jaminan ketika kendaraan mengalami kerusakan total, yaitu kerusakan lebih dari 75 persen dari nilai mobil, atau ketika kendaraan hilang karena pencurian.

Dalam konteks mobil listrik, muncul banyak pertanyaan mengenai apakah premi TLO lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar konvensional. Pernyataan tersebut cukup dapat dimaklumi, mengingat harga mobil listrik beserta komponennya sering kali dinilai lebih tinggi.

Senior Vice President Retail Business Asuransi Astra, Rita Pranawati, menyampaikan bahwa besaran premi TLO untuk mobil listrik saat ini tidak memiliki perlakuan khusus. Menurutnya, faktor utama dalam menentukan premi tetap mengacu pada harga kendaraan, usia, serta lokasi domisili.

“Mobil listrik seperti Tesla Model 3 yang dibanderol sekitar Rp 1 miliar, memiliki kisaran premi TLO antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per tahun,” kata Rita. Perhitungan ini sesuai dengan standar industri, yaitu antara 0,2 hingga 0,3 persen dari nilai kendaraan.

Mobil listrik dengan harga tinggi seperti Tesla memang akan dikenakan premi yang lebih besar. Namun, hal ini bukan disebabkan oleh teknologi listriknya, melainkan karena nilai kendaraan itu sendiri.

Sementara untuk merek BYD seperti Dolphin atau Atto 3 yang memiliki harga jual lebih rendah, nilai premi asuransi TLO juga jauh lebih ringan. Estimasi preminya berada di kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per tahun, tergantung varian dan wilayah pemilik kendaraan.

“Preminya bisa mulai dari Rp 1,5 juta hingga sekitar Rp 2 juta per tahun, tergantung dari tipe dan wilayah domisili,” jelas Rita. Ia juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada penyesuaian tarif khusus hanya karena mobil tersebut bertenaga listrik.

Harga kendaraan tetap menjadi penentu utama dalam perhitungan premi, sementara aspek elektrifikasi belum dimasukkan sebagai faktor risiko utama dalam asuransi TLO. Perhitungan risiko lebih banyak ditentukan oleh harga mobil dan lokasi pengguna.

Mobil listrik yang digunakan di daerah padat lalu lintas atau rawan pencurian, seperti Jakarta, umumnya dikenai premi lebih tinggi dibanding wilayah yang tergolong aman atau tidak terlalu padat. Perusahaan asuransi mempertimbangkan potensi klaim berdasarkan data statistik risiko wilayah.

Karakteristik mobil listrik seperti baterai bertegangan tinggi atau sistem motor listrik memang unik, namun belum menjadi dasar pembeda dalam penentuan premi asuransi TLO. Asuransi jenis ini lebih mengutamakan perlindungan terhadap kerugian besar, bukan untuk menanggung kerusakan ringan atau masalah teknis.

Mereka yang mengutamakan perlindungan dasar dapat menjadikan TLO sebagai pilihan realistis. Mobil tetap mendapat proteksi menyeluruh untuk kejadian besar tanpa harus membayar premi setinggi polis all risk.

Rita turut menekankan bahwa memahami isi polis merupakan hal penting sebelum memutuskan membeli produk asuransi. Dokumen polis berisi batas tanggung jawab, pengecualian, hingga tata cara pengajuan klaim yang harus dipatuhi oleh pemilik kendaraan.

Dengan meningkatnya penetrasi kendaraan listrik dan bertambahnya jumlah pengguna, penyedia asuransi mulai menyesuaikan layanan yang ditawarkan. Fleksibilitas produk dan harga menjadi langkah penting untuk mendorong pertumbuhan kendaraan ramah lingkungan.

Premi asuransi TLO untuk Tesla maupun BYD saat ini berada dalam kisaran yang wajar, menyesuaikan nilai kendaraan tanpa diskriminasi terhadap teknologi penggeraknya. Hal ini mencerminkan respons positif industri asuransi terhadap perkembangan mobilitas berbasis listrik.

Asuransi TLO kini memberikan alternatif perlindungan efisien untuk mobil listrik dengan tetap menjaga aspek finansial tetap ringan. Baik kendaraan premium seperti Tesla maupun mobil listrik terjangkau seperti BYD telah mendapat tempat yang sama dalam sistem perhitungan premi. (dda)