XPeng Incar Pasar Asia Tenggara, Siapkan Produksi Mobil Otonom di Indonesia

XPeng secara resmi memulai produksi perakitan mobil berteknologi otonom di Indonesia sebagai strategi ekspansi pasar Asia Tenggara
UPDATEOTOMOTIF.COM - XPeng, perusahaan mobil listrik dari China, secara resmi memulai perakitan mobil otonom di Indonesia pada Juli 2025. Langkah ini menjadi awal baru dalam revolusi kendaraan listrik cerdas di kawasan Asia Tenggara.
XPeng X9 menjadi model perdana yang diproduksi secara lokal, hadir sebagai MPV modern dengan teknologi mengemudi otonom. Produksi perakitan berlangsung di pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.
XPeng memilih Indonesia bukan hanya karena pasar yang besar, tetapi juga karena potensinya sebagai pusat teknologi kendaraan masa depan. Dengan sistem jalan dan lalu lintas yang kompleks, Indonesia menjadi lokasi ideal untuk menyempurnakan sistem mengemudi otomatis.
X9 dilengkapi dengan teknologi XNGP ADAS, sistem bantuan berkendara cerdas yang mengandalkan AI untuk mengenali kondisi sekitar secara waktu nyata. Sistem ini memungkinkan kendaraan berpindah jalur, parkir otomatis, hingga berjalan mandiri dalam kondisi tertentu.
Steven Wang, General Manager KD Operation Center XPeng, memastikan bahwa produksi di Indonesia tetap mengacu pada standar global. Menurutnya, kalibrasi sistem otonom juga dilakukan khusus agar sesuai dengan karakter jalanan Indonesia.
XPeng menetapkan akhir 2025 sebagai target penerapan sistem otonom Level 3 untuk pasar Indonesia. Artinya, kendaraan dapat beroperasi secara mandiri dalam skenario tertentu tanpa intervensi pengemudi, dengan pengawasan minimal.
Tidak seperti produsen EV lain yang hanya fokus pada penjualan, XPeng membangun strategi lebih dalam. Mereka membawa teknologi, melakukan adaptasi lokal, dan merancang sistem cerdas yang sesuai dengan kebutuhan kawasan.
Produksi X9 secara CKD (completely knocked-down) menjadi awal. Dalam waktu dekat, model SUV G6 yang juga dilengkapi sistem otonom akan menyusul diproduksi di lokasi yang sama.
Kedua kendaraan ini mulai diperkenalkan ke pasar pada awal tahun 2025. Konsumen Indonesia sudah bisa melakukan pemesanan sejak Februari, dengan harga X9 mulai Rp990 juta dan G6 sekitar Rp860 juta.
Selain kecanggihan desain, XPeng juga menekankan efisiensi sistem pengisian daya. Salah satu fiturnya adalah fast-charging 5C, yang mampu mengisi daya dari 10 hingga 80 persen hanya dalam lima menit untuk model tertentu.
Langkah XPeng masuk ke Indonesia juga memperkuat ekspansi global mereka. Selama paruh pertama tahun 2025, XPeng berhasil mengirimkan lebih dari 190 ribu unit secara global, disertai lonjakan ekspor yang mencolok.
James Wu, Wakil Presiden XPeng, menegaskan pentingnya pasar Asia Tenggara dalam strategi global perusahaan. “Indonesia menempati posisi strategis untuk ikut serta dalam perjalanan ini,” katanya.
Pemerintah Indonesia juga mendukung penuh investasi ini. Insentif kendaraan listrik, pembangunan SPKLU, dan pembebasan pajak menjadi daya tarik utama bagi produsen seperti XPeng.
Melalui produksi lokal, XPeng berharap bisa mempercepat transfer teknologi dan membuka peluang kerja di sektor otomotif nasional. Lebih dari itu, XPeng ingin membentuk masa depan transportasi yang lebih cerdas dan ramah lingkungan.
XPeng memahami bahwa teknologi otonom tidak bisa hanya diimpor begitu saja. Setiap negara punya tantangan unik, dan karena itu adaptasi terhadap kondisi jalan serta perilaku berkendara lokal menjadi prioritas utama.
XPeng, sebagai pionir mobil otonom China, mengusung strategi tersendiri dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap teknologi kendaraan pintar. Mereka tidak hanya menawarkan fitur futuristik, tapi juga kesiapan teknologi yang disesuaikan secara nyata dengan kondisi Asia.
XPeng membekali sistem XNGP ADAS dengan peta HD, sensor LIDAR, dan prosesor AI berperforma tinggi guna menunjang kemampuan kerjanya. Kombinasi ini memungkinkan mobil mengenali lingkungan sekitar secara akurat, bahkan dalam kondisi jalan yang tidak ideal.
Dengan produksi dan kalibrasi lokal, XPeng berupaya agar mobil-mobil otonomnya benar-benar siap menghadapi jalanan Asia Tenggara. Ini menjadi keunggulan tersendiri dibanding merek global yang hanya fokus pada teknologi asal negara asalnya.
Perhatian terhadap teknologi mengemudi otonom ini bukan semata soal terobosan teknologi. Ini adalah tentang menciptakan kendaraan yang aman, intuitif, dan dapat diandalkan di kondisi lalu lintas sesungguhnya.
XPeng membuktikan bahwa mobil otonom bukan sekadar wacana. Dengan infrastruktur yang terus dibangun dan minat pasar yang tumbuh, Indonesia siap menjadi panggung utama bagi kendaraan tanpa pengemudi.
Langkah ini menempatkan Indonesia sebagai bagian penting dalam peta masa depan mobilitas global. XPeng, dengan visi dan teknologinya, memimpin di garis terdepan.
Produksi mobil otonom secara lokal ini menandai transformasi besar dalam industri otomotif nasional. Tak hanya sebagai pasar, Indonesia kini menjadi pelaku langsung dalam menghadirkan mobilitas masa depan. (dda)