PLN resmi merilis update tarif pengisian daya mobil listrik di SPKLU untuk tahun 2025
UPDATEOTOMOTIF.COM - Pertumbuhan penggunaan mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren yang semakin positif sepanjang 2025. Kesadaran masyarakat terhadap efisiensi biaya dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi dua alasan utama di balik meningkatnya adopsi kendaraan listrik.
Pemerintah dan PT PLN (Persero) pun terus mendorong pengembangan ekosistem pendukung, salah satunya melalui ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di seluruh wilayah Indonesia. Kini, fasilitas SPKLU telah tersedia di hampir semua provinsi dengan total 3.558 unit yang tersebar di sejumlah wilayah, termasuk lebih dari 1.000 unit yang difokuskan di rute-rute strategis.
Jarak antar SPKLU pun diperkirakan hanya sekitar 23 kilometer untuk memastikan kenyamanan pengendara, baik di dalam kota maupun perjalanan jarak jauh. Bagi para pengguna mobil listrik, informasi mengenai biaya pengisian daya di SPKLU sangat penting agar dapat memperkirakan pengeluaran harian maupun kebutuhan saat bepergian.
Kemudahan akses dan transparansi tarif menjadi dua hal yang semakin diperhatikan masyarakat dalam menentukan pilihan kendaraan ramah lingkungan.
Biaya Charger Mobil Listrik di SPKLU Tahun 2025
Struktur tarif pengisian daya di SPKLU tahun 2025 terbagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan jenis dan kecepatan pengisian. Tarif resmi dari PLN sudah ditentukan dan informasinya tersedia di aplikasi PLN Mobile.
Rincian biaya terbaru pengisian kendaraan listrik di SPKLU dapat dilihat di bawah ini:
Pengisian daya dengan kecepatan normal cocok digunakan untuk pengisian baterai penuh di rumah atau saat berhenti di rest area dengan waktu cukup panjang. Pengguna cukup mengalikan kapasitas baterai mobil mereka dengan tarif per kWh untuk mengetahui estimasi total biaya.
Sementara itu, Fast Charger dan Ultra Fast Charger lebih ditujukan bagi pengguna yang menginginkan proses pengisian daya yang cepat. Dengan tarif tetap, pengguna tidak perlu menghitung kapasitas baterai, cukup bayar dan isi penuh dengan durasi pengisian yang lebih singkat dari normal charger.
Tarif yang ditawarkan PLN di SPKLU ini relatif jauh lebih terjangkau dibandingkan biaya bahan bakar minyak. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna yang mulai mempertimbangkan efisiensi kendaraan listrik dalam jangka panjang.
Simulasi Biaya Pengisian Mobil Listrik di SPKLU
Sebagai contoh, mari simulasikan biaya pengisian mobil listrik dengan baterai berkapasitas 75,3 kWh menggunakan SPKLU Normal Charger. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dengan biaya tersebut, pengguna bisa mendapatkan daya penuh dari kondisi 0% hingga 100%, yang memungkinkan kendaraan menempuh jarak hingga ratusan kilometer tergantung efisiensi dan spesifikasi mobil. Bandingkan dengan mobil konvensional yang membutuhkan setidaknya Rp300.000 untuk menempuh jarak 600 kilometer dengan konsumsi rata-rata 20 km/liter dan harga BBM sekitar Rp10.000/liter.
Jika memilih Fast Charger, pengguna cukup membayar Rp25.000 untuk satu kali pengisian, meskipun waktu dan kapasitas pengisian akan disesuaikan dengan sistem. Untuk kebutuhan mendesak atau perjalanan jauh, Ultra Fast Charger seharga Rp57.000 sekali isi menjadi solusi ideal dengan waktu pengisian yang jauh lebih cepat.
Simulasi ini menunjukkan bahwa secara umum, penggunaan mobil listrik jauh lebih hemat dari sisi pengeluaran bahan bakar harian. Selain itu, keberadaan fasilitas pengisian yang tersebar di banyak lokasi membuat mobil listrik semakin nyaman digunakan untuk berbagai aktivitas.
Kehadiran aplikasi PLN Mobile juga memberikan kemudahan dalam menemukan SPKLU terdekat, memantau status pengisian, dan melakukan transaksi secara digital. Bahkan PLN juga menyediakan unit SPKLU Mobile yang siaga di berbagai titik strategis sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pengguna EV di jalanan.
Kendaraan listrik bukan lagi sekadar gaya hidup masa depan, tapi telah menjadi solusi mobilitas masa kini yang efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan. Infrastruktur SPKLU yang semakin lengkap dan biaya pengisian yang kompetitif menjadi bukti nyata bahwa transisi menuju kendaraan tanpa emisi di Indonesia semakin mudah dijangkau oleh masyarakat.
Tahun 2025 menjadi momen penting bagi pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dengan biaya charger yang transparan dan terjangkau, tak ada alasan untuk tidak mempertimbangkan mobil listrik sebagai kendaraan utama yang layak untuk kebutuhan harian maupun perjalanan jarak jauh. (Okt)