Sumber Alam Jadi PO Pertama Uji Coba Bus Listrik di Rute Yogyakarta–Jakarta

Perusahaan otobus Sumber Alam akan segera melakukan uji coba bus listrik untuk rute Yogyakarta-Jakarta
Perusahaan otobus Sumber Alam siap melangkah ke era kendaraan ramah lingkungan. Mereka akan segera melakukan uji coba bus listrik untuk rute dengan jarak tempuh yang jauh.
Kolaborasi ini dilakukan bersama Kalista, perusahaan fleet service yang fokus pada penyewaan bus listrik. Sebelumnya, Kalista sudah bekerja sama dengan PO Efisiensi dan kini ingin memperluas jangkauan.
Rute Yogyakarta–Jakarta dipilih sebagai medan uji coba berikutnya. Rute ini dinilai menantang namun potensial untuk pengembangan transportasi berbasis listrik.
Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam proyek ini. Ia mengaku langsung menyetujui tawaran dari Kalista begitu mendapat kesempatan.
“Kalista sebelumnya sudah uji coba dengan PO Efisiensi dan ingin mencoba jarak yang lebih jauh,” ujar Anthony kepada Kompas.com. “Kami jadi pilihan untuk rute Yogyakarta-Jakarta, dan saya langsung tertarik untuk ikut serta.”
Berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan DIY, tercatat ada 19 operator bus malam yang mengoperasikan layanan di rute Yogyakarta–Jakarta. Namun, belum ada yang menggunakan bus listrik untuk rute ini secara resmi.
Jika berhasil, Sumber Alam akan menjadi pelopor penggunaan bus listrik di jalur ini. Ini sekaligus membuka babak baru dalam industri transportasi antar kota di Indonesia.
Anthony menegaskan bahwa perusahaannya terbuka terhadap inovasi, termasuk teknologi kendaraan listrik. Ia melihat potensi besar dari pengembangan ini, terutama untuk transportasi masa depan.
Baginya, keterlibatan dalam proyek ini adalah bentuk pembelajaran. Selain itu, ia ingin memahami bagaimana bus listrik beroperasi untuk perjalanan jarak jauh.
Rencana uji coba bus listrik ini dijadwalkan berlangsung pada bulan Mei 2025. Menariknya, rute yang dipilih bukanlah Tol TransJawa, melainkan Jalur Selatan.
Keputusan ini cukup mengejutkan karena infrastruktur pengisian daya di Jalur Selatan masih minim, Anthony ingin menunjukkan bahwa rute ini tetap bisa dilalui oleh kendaraan listrik.

Bus Listrik Sumber Alam
“Banyak yang mengira kita akan lewat Tol TransJawa karena stasiun pengisian dayanya lebih banyak,” jelas Anthony. “Tapi justru karena itu, kita ingin coba Jalur Selatan yang infrastrukturnya lebih menantang.”
Jalur Selatan tergolong lebih menantang karena minimnya ketersediaan stasiun pengisian daya untuk bus listrik. Namun, hal ini menjadi alasan utama Sumber Alam memilih jalur tersebut untuk uji coba.
Anthony menilai, jika Jalur Selatan yang minim infrastruktur bisa ditembus, maka penggunaan bus listrik di jalur lain akan lebih mudah. Ini bisa menjadi tolok ukur kesiapan jaringan jalan dan fasilitas pendukungnya.
“Kalau Jalur Selatan saja bisa dilalui dengan bus listrik, berarti yang lewat tol pasti lebih siap,” ucapnya menambahkan. Ia menyebut uji coba ini sebagai langkah berani yang penuh risiko sekaligus peluang.
Keberhasilan uji coba ini dapat mempercepat adopsi bus listrik di jalur antar kota. Langkah ini juga mendukung inisiatif pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Teknologi kendaraan listrik di Indonesia mulai mendapat perhatian lebih dari pelaku industri transportasi. Selain efisien, kendaraan listrik juga mendukung pengurangan emisi karbon.
Kalista sebagai penyedia layanan fleet bus listrik melihat peluang besar di sektor ini. Mereka ingin menggandeng lebih banyak PO untuk menjangkau rute-rute strategis.
Melalui kolaborasi dengan PO Sumber Alam, Kalista bertujuan untuk menguji kinerja bus listrik di rute yang lebih penuh tantangan. Evaluasi ini akan menjadi dasar untuk pengembangan rute-rute lain ke depannya.
Uji coba ini juga akan mencakup analisis kebutuhan daya, titik pengisian ulang, serta waktu tempuh aktual. Seluruh data tersebut sangat krusial untuk merancang operasi yang lebih efisien.
Sumber Alam sendiri dikenal sebagai PO yang adaptif dan terbuka terhadap pembaruan teknologi. Pilihan mereka untuk ikut mengembangkan bus listrik menunjukkan komitmen terhadap masa depan transportasi.
Jika uji coba ini berhasil, tidak menutup kemungkinan PO Sumber Alam akan menambah armada bus listrik dalam layanan regulernya. Hal ini akan menjadi langkah penting dalam transformasi layanan bus antarkota.
Rute Yogyakarta–Jakarta yang padat menjadi lokasi strategis untuk uji coba ini. Selain menguji teknologi, proyek ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang kendaraan listrik.
Keterlibatan PO besar seperti Sumber Alam diyakini akan memicu PO lain untuk mengikuti jejak serupa. Persaingan menuju layanan transportasi yang lebih hijau bisa semakin intens.
Penggunaan bus listrik juga berpotensi menekan biaya operasional jangka panjang. Efisiensi menjadi keunggulan utama berkat biaya bahan bakar yang lebih rendah dan kebutuhan perawatan yang lebih sedikit.
Meskipun masih dalam tahap awal, sinyal positif dari berbagai pihak menunjukkan bahwa masa depan bus listrik di Indonesia cukup cerah. Terutama jika tantangan infrastruktur bisa segera diatasi.
Dengan semakin banyaknya dukungan dari berbagai pihak, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia perlahan mulai terbentuk. Diharapkan, langkah-langkah inovatif seperti ini bisa membawa perubahan nyata dalam sektor transportasi. (Okt)