Subsidi Rp 51 Juta untuk Pembelian Mobil Listrik DFSK dan Seres, Ini Syaratnya
Dalam upaya mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia, PT Sokonindo Automobile selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) DFSK dan Seres menghadirkan program insentif menarik bagi konsumen.
Perusahaan tersebut menawarkan subsidi sebesar Rp 51 juta per unit kepada masyarakat yang ingin melakukan tukar tambah (trade-in) kendaraan lamanya berbahan bakar fosil ke mobil listrik DFSK atau Seres.
Langkah ini merupakan bagian dari program yang dinamakan Zero Emission Fund, sebuah inisiatif perusahaan untuk mendukung peralihan masyarakat dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik berbasis baterai.
Program ini diperkenalkan secara resmi dalam ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 3 Mei 2025.
Doni Putra Okten, Head of Sales & Marketing PT Sokonindo Automobile, menegaskan bahwa pemberian subsidi ini merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap masa depan transportasi berkelanjutan di Indonesia.
Ia menuturkan bahwa pihaknya ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat yang berniat meninggalkan kendaraan berbahan bakar bensin atau solar, dan beralih ke mobil listrik.
“Bagi konsumen yang ingin menukar mobil konvensional ke produk kami, semua unit diberikan subsidi Rp 51 juta per unit, tanpa pengecualian,” ungkap Doni saat berbicara dalam pameran PEVS 2025.
Subsidi ini berlaku untuk semua lini kendaraan listrik DFSK dan Seres, baik komersial maupun pribadi, asalkan konsumen melakukan trade-in kendaraan lamanya.
Menariknya, tidak ada batasan usia kendaraan lama. Bahkan mobil tua sekalipun tetap bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan potongan harga ini.
Perhitungan Harga Setelah Subsidi
Dengan adanya subsidi ini, harga mobil listrik DFSK dan Seres menjadi jauh lebih terjangkau. Doni memberikan beberapa contoh perhitungan:
DFSK Gelora E varian blind van yang sebelumnya dijual dengan harga sekitar Rp 350 juta, setelah subsidi konsumen hanya perlu membayar Rp 299 juta.
Varian minibus dari Gelora E yang dibanderol Rp 399 juta, setelah subsidi menjadi Rp 348 juta.
Sementara itu, Seres E1, city car listrik yang ringkas dan futuristik, harganya turun dari Rp 219 juta menjadi Rp 168 juta saja.
Harga tersebut tentu sangat kompetitif dibandingkan mobil listrik sekelas lainnya, terlebih jika mempertimbangkan kualitas, fitur, serta layanan purna jual yang ditawarkan DFSK dan Seres.
Untuk mendapatkan subsidi ini, prosesnya cukup mudah dan tidak berbelit. Calon konsumen hanya perlu mendatangi booth DFSK atau Seres di ajang PEVS 2025, atau langsung ke dealer resmi di seluruh Indonesia.
Setelah itu, konsumen cukup menunjukkan kendaraan lama mereka, bisa berupa foto atau hadir langsung untuk dilakukan pengecekan awal oleh tim DFSK atau Seres.
Setelah verifikasi selesai dan kendaraan dinyatakan layak untuk program tukar tambah, maka konsumen langsung mendapatkan subsidi sebesar Rp 51 juta yang akan langsung mengurangi harga kendaraan baru yang akan dibeli.
“Misalnya konsumen punya mobil tua, cukup foto mobilnya dan kita cek dulu. Jika sudah sesuai, langsung kita kasih subsidi,” terang Doni.
Program subsidi ini bukan sekadar upaya meningkatkan penjualan semata. Lebih dari itu, DFSK dan Seres ingin berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Doni menjelaskan bahwa dengan beralih ke mobil listrik, konsumen turut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan menciptakan udara yang lebih bersih untuk masa depan.
“Iya, meskipun mobilnya tua. Memang tujuan kami adalah mengedukasi konsumen supaya go green. Selain untuk kesehatan bersama, ini juga sebagai langkah nyata mengurangi emisi terhadap lingkungan,” tambahnya.
Langkah ini juga sejalan dengan program pemerintah yang terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air melalui berbagai insentif dan regulasi.
Dalam pelaksanaan program Zero Emission Fund ini, PT Sokonindo Automobile menargetkan bisa menjual lebih dari 4.000 unit kendaraan listrik hingga akhir tahun 2025.
Meskipun tidak ada kuota resmi yang dibatasi, angka 4.000 unit dipandang realistis sebagai bagian dari target penjualan perusahaan secara keseluruhan sebesar 5.000 unit untuk semua segmen di tahun ini.
“Kita harap penjualan DFSK dan Seres bisa tembus 4.000 unit sampai akhir tahun, karena total target kami adalah 5.000 unit. Dengan adanya subsidi ini, tentu kami optimistis bisa tercapai,” tutup Doni.
DFSK dan Seres termasuk merek yang cukup agresif dalam menawarkan kendaraan listrik di Indonesia.
Model-model seperti Seres E1 sangat cocok digunakan di perkotaan karena dimensinya yang kompak, hemat energi, serta didukung fitur modern seperti panel digital, sistem pengereman regeneratif, dan kemampuan pengisian daya cepat.
Sementara DFSK Gelora E menyasar pasar kendaraan komersial listrik, baik sebagai armada pengangkut barang (blind van) maupun sebagai kendaraan penumpang (minibus).
Mobil ini sangat ideal untuk UMKM, instansi pemerintah, atau korporasi yang ingin beralih ke solusi transportasi hemat dan ramah lingkungan.
Dengan subsidi Rp 51 juta ini, banyak pihak menilai bahwa DFSK dan Seres telah memberi opsi nyata dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia untuk ikut dalam revolusi kendaraan listrik.
Program subsidi Rp 51 juta dari DFSK dan Seres adalah peluang emas bagi masyarakat yang ingin berpindah dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Tak hanya menawarkan harga yang lebih terjangkau, langkah ini juga menjadi wujud kontribusi nyata dalam mendukung lingkungan bersih dan masa depan transportasi yang berkelanjutan.
Jika Anda memiliki kendaraan lama dan ingin beralih ke mobil listrik, inilah saat yang tepat untuk melakukannya.(taa)