7 Fitur Wajib di Mobil untuk Perjalanan Mudik Lebih Nyaman
Mudik merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh banyak orang, terutama saat menjelang hari raya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi otomotif, mobil listrik mulai menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan mudik dengan lebih ramah lingkungan dan hemat biaya operasional.
Namun, ada beberapa pertimbangan yang membuat mudik dengan mobil listrik di siang hari sebaiknya dihindari.
Beberapa faktor seperti suhu tinggi, konsumsi energi yang lebih besar, serta kendala dalam pengisian daya menjadi alasan utama mengapa perjalanan mudik dengan mobil listrik lebih ideal dilakukan di malam atau pagi hari.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa menghindari mudik dengan mobil listrik di siang hari adalah keputusan yang lebih bijak.
Hindari Mudik Di Siang Hari Jika Menggunakan Mobil Listrik
Salah satu kelemahan utama mobil listrik adalah ketergantungannya pada suhu lingkungan. Saat suhu terlalu tinggi, baterai mobil listrik bisa mengalami degradasi yang lebih cepat.
Panas ekstrem dapat membuat baterai bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan suhu, yang pada akhirnya dapat mengurangi kapasitas dan efisiensi daya.
Ketika suhu lingkungan mencapai 35-40 derajat Celsius, sistem pendingin baterai akan bekerja lebih intens, yang menyebabkan konsumsi energi bertambah.
Hal ini bisa mengurangi jarak tempuh mobil listrik secara signifikan.
Saat berkendara di siang hari, terutama di musim panas atau kemarau, penggunaan pendingin udara (AC) hampir tidak bisa dihindari.
Dalam mobil listrik, AC menggunakan daya yang bersumber langsung dari baterai, sehingga konsumsi listrik menjadi lebih boros.
Dalam perjalanan mudik yang memakan waktu berjam-jam, penggunaan AC secara terus-menerus dapat mempercepat pengurangan daya baterai.
Hal ini bisa menyebabkan pengemudi harus lebih sering berhenti untuk mengisi daya, yang tentunya dapat memperlambat perjalanan dan menambah ketidaknyamanan.
Meskipun jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) semakin meningkat, ketersediaannya masih belum sebanyak stasiun pengisian bahan bakar konvensional.
Terlebih lagi, di siang hari banyak pengendara mobil listrik lainnya yang juga melakukan perjalanan, sehingga antrean di SPKLU bisa menjadi lebih panjang.
Selain itu, beberapa SPKLU yang berada di ruang terbuka akan terkena sinar matahari langsung, sehingga membuat pengisian daya menjadi kurang nyaman karena suhu yang panas.
Tidak hanya baterai, komponen lain dalam mobil listrik juga rentan terhadap suhu tinggi. Saat berkendara dalam waktu lama di siang hari, motor listrik, inverter, dan sistem elektronik lainnya bisa mengalami overheating.
Hal ini dapat menyebabkan mobil masuk ke mode perlindungan atau bahkan mengurangi performa kendaraan untuk mencegah kerusakan.
Beberapa SPKLU yang tidak dilengkapi sistem pendingin yang memadai juga bisa mengalami overheating, yang memperlambat kecepatan pengisian daya atau bahkan menyebabkan kegagalan pengisian.
Mobil listrik memiliki efisiensi yang lebih baik pada suhu lingkungan yang stabil dan tidak terlalu panas.
Dalam kondisi suhu tinggi, konsumsi daya baterai meningkat karena berbagai faktor seperti sistem pendingin yang bekerja lebih keras dan penggunaan AC yang tinggi.
Hal ini menyebabkan jarak tempuh yang sebenarnya bisa dicapai dalam satu kali pengisian daya menjadi lebih pendek.
Sebagai contoh, jika dalam kondisi ideal mobil listrik bisa menempuh 300 km dalam satu kali pengisian, maka saat berkendara di siang hari dengan suhu tinggi dan penggunaan AC yang maksimal, jarak tempuhnya bisa berkurang hingga 20-30%.
Siang hari biasanya menjadi waktu dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi, terutama di jalur utama mudik.
Macet berkepanjangan akan membuat mobil lebih sering berhenti dan berjalan dalam kecepatan rendah, yang dapat memengaruhi efisiensi konsumsi energi mobil listrik.
Berbeda dengan mobil konvensional yang tetap memiliki bahan bakar meskipun dalam kondisi macet, mobil listrik bisa kehilangan daya lebih cepat karena sistem elektronik dan AC tetap bekerja meskipun mobil tidak bergerak.
Berkendara di siang hari dengan cuaca yang panas bisa menyebabkan rasa lelah lebih cepat bagi pengemudi maupun penumpang.
Paparan sinar matahari yang masuk ke dalam kabin dapat meningkatkan suhu di dalam mobil, yang bisa menyebabkan dehidrasi atau bahkan heatstroke jika tidak diimbangi dengan hidrasi yang cukup.
Kondisi ini dapat mengurangi fokus pengemudi, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Agar perjalanan mudik dengan mobil listrik tetap nyaman dan efisien, waktu terbaik untuk berangkat adalah di malam atau pagi hari. Berikut beberapa keuntungan berkendara pada waktu tersebut:
Meskipun mobil listrik menawarkan banyak keuntungan seperti hemat energi dan ramah lingkungan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan saat digunakan untuk mudik.
Menghindari perjalanan di siang hari dapat membantu menjaga kinerja baterai, meningkatkan efisiensi jarak tempuh, dan memberikan kenyamanan lebih baik bagi pengemudi maupun penumpang.
Oleh karena itu, merencanakan waktu keberangkatan yang tepat dan memanfaatkan infrastruktur pengisian daya dengan bijak akan membantu memastikan perjalanan mudik dengan mobil listrik tetap aman dan menyenangkan. (taa)
Toyota Avanza tetap menjadi salah satu mobil MPV paling populer di Indonesia, termasuk untuk pasar…
Mudik Lebaran semakin dekat, dan banyak orang mulai mencari mobil bekas yang nyaman dan irit…
Mudik dengan mobil pribadi memang lebih fleksibel dan nyaman, tapi jangan lupa untuk selalu siap…