Rincian Pajak Mobil Listrik Chery Omoda E5, Cuma 500 Ribu/Tahun

Pajak Mobil Listrik Chery Omoda E5 Hanya Rp500 Ribu per Tahun
UPDATEOTOMOTIF.COM - Pasar mobil listrik Indonesia terus berkembang pesat, apalagi setelah munculnya berbagai kebijakan baru yang memberikan keringanan pajak serta insentif bagi konsumen. Salah satu model yang belakangan menjadi sorotan adalah Chery E5, SUV listrik asal Tiongkok yang sebelumnya dikenal dengan nama Omoda E5.
Mobil ini semakin menarik perhatian sejak resmi dijual di Indonesia dengan banderol awal sekitar Rp498 juta. Namun belakangan, harganya mengalami koreksi signifikan berkat kombinasi strategi promosi dan insentif pajak dari pemerintah. Hal ini menjadikan Chery E5 salah satu mobil listrik paling kompetitif di kelasnya.
Chery bahkan sempat memangkas harga hingga lebih dari Rp100 juta untuk memperluas jangkauan konsumen. Varian Pure kini dipasarkan dengan harga sekitar Rp369,9 juta, sementara tipe di atasnya berada di kisaran Rp399,9 juta. Angka ini jauh lebih murah dibandingkan harga perdananya yang mendekati setengah miliar rupiah.
Penurunan harga tersebut sekaligus memicu fenomena yang disebut sebagai “perang harga” mobil listrik di Indonesia. Beberapa produsen lain pun ikut memberikan promo besar-besaran agar tidak kalah saing di pasar yang sedang panas ini. Strategi ini memang menguntungkan konsumen, tetapi para ekonom menilai ada risiko yang perlu diperhatikan.
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menegaskan bahwa strategi banting harga jika dilakukan terus-menerus berpotensi menurunkan kualitas.
“Jika dilakukan dalam jangka panjang, produsen bisa memangkas kualitas dan fitur demi margin,” ujarnya.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak membuat daya tarik Chery E5 semakin besar. Mobil ini mendapatkan potongan PPN 10% sehingga konsumen cukup membayar pajak 1% saja.
Insentif tersebut diberikan karena kendaraan ini sudah memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Manfaat keringanan pajak ini membuat harga mobil listrik jauh lebih bersahabat bagi masyarakat.
Konsumen yang sebelumnya ragu untuk beralih kini semakin yakin karena beban biaya tahunan jauh lebih rendah dibanding mobil berbahan bakar minyak. Tak hanya itu, Chery juga menyiapkan promo khusus bagi pembeli pertama.
Sebanyak 2.000 konsumen awal mendapat harga spesial Rp488,8 juta, lengkap dengan layanan purnajual unggulan. Termasuk di dalamnya garansi seumur hidup untuk baterai dan motor listrik, yang membuat konsumen merasa lebih aman dalam melakukan investasi jangka panjang.
Strategi agresif ini ditambah dengan adanya program Go Green Fund, di mana Chery menyalurkan insentif hingga Rp50 juta untuk setiap pembelian E5. Dengan total dana Rp100 miliar, produsen ini ingin mempercepat adopsi kendaraan listrik dan mendorong masyarakat lebih cepat meninggalkan kendaraan berbahan bakar minyak.

Mobil Listrik Chery Omoda E5
Dari sisi spesifikasi, Chery E5 tidak kalah bersaing dengan merek lain di kelasnya. Mobil ini mengusung baterai LFP berkapasitas 61 kWh dengan jarak tempuh hingga 505 km berdasarkan standar NEDC atau sekitar 430 km dengan standar WLTP. Mesinnya bertenaga dengan output 204 hp dan torsi 340 Nm, mampu melesat dari 0–100 km per jam dalam 7,2 detik.
Fitur modern seperti layar lebar, sistem ADAS lengkap, mode pengisian cepat, serta kemampuan Vehicle to Load (V2L) turut melengkapi mobil ini. Hal tersebut membuat Chery E5 tidak hanya unggul dalam hal efisiensi energi, tetapi juga dalam kenyamanan dan keamanan berkendara.
Bagi konsumen, kombinasi antara harga yang semakin kompetitif, insentif pajak yang besar, dan fitur lengkap membuat mobil ini terasa sangat menguntungkan. Ditambah lagi, biaya operasional mobil listrik yang hanya memerlukan listrik sebagai sumber energi tentu jauh lebih hemat dibanding bahan bakar minyak.
Seorang pengguna Chery E5 di Jakarta mengungkapkan pengalamannya setelah beralih dari mobil bensin.
“Setiap bulan saya bisa lebih hemat karena tidak perlu keluar banyak biaya untuk bahan bakar, ditambah pajak tahunannya yang sangat rendah membuat saya semakin yakin dengan pilihan ini,” katanya.
Fenomena infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang juga menambah kepercayaan konsumen terhadap mobil listrik. Stasiun pengisian daya kini semakin mudah ditemukan di pusat kota hingga rest area jalan tol, sehingga mobil listrik bukan lagi dianggap sebagai pilihan yang merepotkan.
Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan konsumen agar bijak dalam memilih. Harga murah dan insentif memang menguntungkan, tetapi kualitas jangka panjang, layanan purnajual, serta nilai jual kembali tetap harus menjadi pertimbangan sebelum memutuskan membeli kendaraan listrik. (dda)