Putaran Mesin Tinggi tapi Motor Matic Gak Ngebut? Ini Penyebabnya

Penyebab motor matic tidak ngebut meskipun tarikan mesin sudah tinggi

Motor matic jadi pilihan favorit banyak orang karena kepraktisannya. Tidak perlu repot oper gigi seperti pada motor manual, cukup tarik gas dan injak rem, kamu bisa langsung meluncur.

Cocok banget buat yang sering wara-wiri di jalanan kota atau hanya untuk sekadar ke minimarket. Namun, karena tetap saja sebuah mesin, sesekali keluhan pun bisa muncul.

Salah satu yang paling bikin kesal adalah saat motor meraung keras seolah-olah sudah siap ngebut, tapi kenyataannya tetap melaju pelan dan berat. Suara mesin terdengar tinggi, namun laju motornya tidak sesuai harapan. Apa penyebabnya?

Kondisi seperti ini cukup sering dialami pemilik motor matic, apalagi yang jarang servis atau motornya sudah dipakai cukup lama. Banyak orang langsung mengira masalahnya di mesin, padahal belum tentu.

Kemungkinan masalahnya terletak pada bagian CVT (Continuously Variable Transmission) atau komponen lain yang masih berkaitan dengan sistem penggerak. Supaya tidak salah diagnosa dan bisa segera ditangani dengan benar, yuk simak delapan penyebab umum kenapa motor matic suaranya keras tapi lajunya lemah.

Penyebab Motor Matic Tidak Ngebut Meskipun Tarikan Mesin Sudah Tinggi

Ini dia beberapa penyebab utama kenapa motor matic terasa berat walaupun putaran mesin sudah tinggi:

Tarikan motor matic

Tarikan motor matic

1. V-Belt Sudah Usang atau Longgar

V-belt merupakan bagian vital dalam sistem transmisi CVT. Jika sudah aus atau kendor, tenaga dari mesin tidak akan tersalur maksimal ke roda belakang.

Ciri-cirinya bisa dilihat dari akselerasi yang lambat meski tuas gas ditarik dalam. Kalau sudah parah, motor bisa kehilangan tenaga saat melewati tanjakan

Sebaiknya lakukan pengecekan dan penggantian V-belt sesuai jadwal, biasanya tiap 20.000–25.000 km tergantung cara pemakaian.

2. Roller Aus atau Bobotnya Tidak Sesuai

Roller berfungsi untuk mengatur seberapa cepat pulley membuka. Kalau bentuknya sudah tidak bulat atau bobotnya terlalu ringan, maka tenaga mesin akan terasa sia-sia.

Roller terlalu ringan bikin putaran mesin cepat naik tapi motor tetap lamban, sementara kalau terlalu berat, tarikan awal jadi lelet. Gunakan roller CVT yang bobotnya sesuai dengan spesifikasi motor kalian.

3. Kampas Ganda Sudah Tipis atau Selip

Kampas ganda berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin ke roda saat putaran mesin meningkat. Jika kampas ini mulai aus atau selip, tenaga tidak akan tersalur dengan optimal meskipun gas sudah ditarik penuh.

Biasanya ditandai dengan permukaan kampas yang tipis dan sudah nggak menggigit mangkok kopling dengan baik. Cek kondisi kampas ganda secara rutin, idealnya setiap 15.000 km atau ketika motor mulai terasa selip.

4. Permukaan Mangkok Kopling Terlalu Halus

Mangkok kopling bekerja bareng kampas ganda dalam sistem CVT. Jika permukaan dari mangkok kopling terlalu halus, kampas ganda bisa kesulitan untuk mencengkeram dengan baik.

Hasilnya? Putaran tinggi tapi motor tetap loyo. Solusinya bisa dengan mengganti mangkok kopling atau mengamplas ringan agar permukaannya lebih kesat.

Tapi ingat, serahkan pada mekanik berpengalaman agar tidak merusak bagian lain.

5. Filter CVT Penuh Debu

Filter CVT sangat berfungsi untuk menjaga sirkulasi udara tetap lancar serta menyaring debu agar tidak langsung masuk ke dalam sistem transmisi. Jika filter terlalu kotor, suhu dalam CVT bisa meningkat dan menurunkan performa.

Hal ini bisa menyebabkan selip dan membuat motor nggak responsif. Bersihkan filter secara rutin tiap 8.000–10.000 km agar sirkulasi udara tetap lancar dan komponen CVT tetap awet.

6. Oli Gardan Tidak Pernah Diganti

Meskipun kecil, oli gardan punya peran besar dalam sistem transmisi akhir. Jika kualitasnya sudah menurun atau volumenya kurang, penyaluran tenaga ke roda bisa terganggu.

Hal ini membuat motor terasa berat saat digunakan dan menimbulkan suara kasar dari area belakang. Idealnya, oli gardan diganti tiap 5.000–8.000 km atau mengikuti panduan dari pabrikan.

7. Grease Pulley Kering atau Kotor

Pulley bekerja optimal jika dilumasi dengan grease khusus CVT. Jika grease mengering atau justru menumpuk, gerakan pulley bisa menjadi tersendat dan tidak lancar.

Hal ini menyebabkan tenaga mesin terhambat dan motor terasa tertahan. Saat servis CVT, pastikan pelumas pulley dalam kondisi baik dan gunakan produk yang sesuai spesifikasi.

8. Sistem Bahan Bakar Kotor (Karburator/Injektor)

Jika kamu menggunakan motor dengan karburator, saluran bahan bakar yang kotor bisa membuat pembakaran tidak sempurna. Pada motor injeksi, injektor yang tersumbat juga bisa menimbulkan gejala serupa.

Hasilnya, motor jadi lemot meskipun gas sudah dibuka lebar. Solusinya adalah membersihkan karburator secara berkala atau melakukan servis injektor di bengkel yang memiliki alat khusus.

 

Motor matic yang suaranya meraung tapi lajunya pelan memang bikin kesal. Tapi tenang, kondisi ini umumnya bisa diatasi asalkan kamu tahu akar permasalahannya. Delapan penyebab di atas adalah yang paling sering ditemui.

Melakukan perawatan rutin dan servis secara berkala merupakan faktor penting untuk menjaga performa motor tetap optimal. Jangan tunggu rusak parah baru dibawa ke bengkel, karena bisa berujung biaya perbaikan yang lebih mahal. Lebih baik mencegah daripada memperbaiki, bukan?

Selalu cek kondisi v-belt, roller, kampas kopling, hingga oli gardan dan filter CVT secara berkala. Dengan motor yang sehat, perjalanan pun jadi lebih nyaman dan aman. (dda)