Categories: Mobil Tips

Power Steering Hidraulis vs Elektrik: Mana yang Lebih Awet dan Nyaman?

Power steering adalah fitur penting dalam mobil modern yang membantu pengemudi mengendalikan setir dengan lebih ringan dan nyaman.

Saat ini, ada dua jenis sistem power steering yang umum digunakan: power steering hidraulis dan power steering elektrik (EPS: Electric Power Steering).

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari sisi kenyamanan, keawetan, hingga biaya perawatan.

Buat kamu yang lagi cari mobil baru atau bekas, penting banget untuk tahu perbedaan keduanya supaya bisa pilih sesuai kebutuhan dan gaya berkendara. Yuk, kita bahas satu per satu!

Apa Itu Power Steering Hidraulis?

Power steering hidraulis vs elektrik: beda rasa, beda keawetan!

Power steering hidraulis bekerja dengan memanfaatkan tekanan hidraulis dari pompa yang digerakkan oleh mesin mobil. Tekanan ini membantu meringankan putaran setir.

Kelebihan:

  • Respons lebih natural dan berbobot. Pengemudi bisa merasakan umpan balik dari roda lebih jelas, cocok buat kamu yang suka “feeling” saat nyetir.
  • Cocok untuk mobil besar dan SUV karena torsinya lebih kuat dan lebih andal saat mengendalikan kendaraan berbobot besar.

Kekurangan:

  • Boros tenaga mesin karena pompa hidraulis digerakkan oleh mesin, sistem ini bisa sedikit menambah beban dan mengurangi efisiensi bahan bakar.
  • Butuh perawatan rutin karena sistem hidraulis pakai oli power steering yang harus dicek dan diganti secara berkala.
  • Rentan kebocoran pada selang dan pompa seiring waktu pemakaian.

Apa Itu Power Steering Elektrik (EPS)?

EPS menggunakan motor listrik sebagai penggerak untuk membantu memutar roda kemudi. Sistem ini lebih modern dan banyak digunakan di mobil-mobil keluaran terbaru.

Kelebihan:

  • Lebih hemat bahan bakar karena tidak membebani mesin.
  • Minim perawatan karena nggak perlu ganti oli atau khawatir soal kebocoran.
  • Ringan di kecepatan rendah, kaku di kecepatan tinggi, EPS bisa menyesuaikan berat setir tergantung kecepatan.
  • Lebih ringan secara fisik karena EPS tidak membutuhkan pompa atau selang.

Kekurangan:

  • Kurang “rasa” saat menyetir karena feedback dari setir terasa lebih artifisial.
  • Lebih rumit secara elektronik. Kalau rusak, sistemnya bisa lebih sulit dan mahal untuk diperbaiki.
  • Kurang ideal untuk kendaraan berat karena lebih optimal di mobil kecil sampai menengah.

Mana yang Lebih Nyaman?

Kalau ngomongin kenyamanan, ini tergantung selera dan kebiasaan berkendara.

EPS unggul dari segi kepraktisan dan kemudahan, terutama buat kamu yang sering berkendara di dalam kota dengan banyak putaran setir saat parkir atau bermanuver.

Tapi kalau kamu tipe pengemudi yang senang merasakan kontrol penuh dan umpan balik dari setir, power steering hidraulis bisa jadi pilihan yang lebih menyenangkan.

Di mobil-mobil modern, EPS sering kali sudah dilengkapi dengan fitur tambahan seperti lane assist, auto park, dan adaptive steering. Jadi dari sisi teknologi, EPS jelas lebih unggul.

Mana yang Lebih Awet?

Dari sisi keawetan, EPS cenderung lebih tahan lama karena minim komponen bergerak dan tidak ada cairan yang bisa bocor.

Selama motor dan sensor EPS-nya tidak bermasalah, sistem ini bisa bertahan cukup lama tanpa perlu banyak perawatan.

Sedangkan power steering hidraulis punya banyak bagian yang bisa aus atau bocor, seperti selang, pompa, dan seal.

Tapi kalau dirawat dengan baik, sistem hidraulis juga bisa awet bertahun-tahun.

Perlu diingat, biaya perbaikan EPS bisa lebih mahal kalau sampai rusak, karena biasanya harus ganti modul atau motor secara keseluruhan.

Sementara pada sistem hidraulis, komponen bisa diganti satu per satu dengan biaya lebih terjangkau.

Perbandingan Hidraulis vs Elektrik Secara Umum

Secara umum, power steering hidraulis memberikan rasa kemudi yang lebih natural dan berbobot.

Cocok buat kamu yang suka kontrol penuh dan sensasi menyetir lebih solid, apalagi di kendaraan besar seperti SUV atau mobil niaga.

Di sisi lain, power steering elektrik lebih cocok untuk mobil kecil hingga menengah.

EPS ringan saat kecepatan rendah dan lebih kaku saat melaju kencang, bikin berkendara terasa lebih nyaman dan aman.

Plus, EPS juga lebih hemat bahan bakar dan nggak perlu banyak perawatan.

Kalau kamu tipe pengemudi harian yang lebih butuh kepraktisan dan irit, EPS jelas lebih unggul.

Tapi kalau kamu menginginkan sensasi berkendara yang lebih terasa dan nggak keberatan dengan perawatan rutin, power steering hidraulis masih layak dipilih.

Tips Memilih Jenis Power Steering

  1. Pertimbangkan jenis mobil. Kalau kamu pakai city car atau hatchback, EPS lebih cocok. Tapi untuk SUV atau kendaraan berat, sistem hidraulis masih bisa diandalkan.
  2. Sesuaikan dengan gaya berkendara. Kalau kamu suka nyetir santai dan praktis, EPS lebih nyaman. Tapi kalau suka sensasi berkendara yang lebih “hidup”, sistem hidraulis lebih seru.
  3. Pertimbangkan biaya perawatan. EPS memang minim servis, tapi kalau rusak bisa mahal. Hidraulis lebih sering diservis, tapi bisa diakali dengan perawatan rutin.
  4. Perhatikan lingkungan berkendara. Buat kamu yang sering di daerah macet dan sempit, EPS akan lebih menguntungkan karena setirnya ringan.

Nggak ada jawaban pasti mana yang terbaik antara power steering hidraulis dan elektrik, karena semuanya tergantung kebutuhan dan preferensi kamu.

EPS menawarkan kepraktisan, efisiensi, dan fitur modern, sementara hidraulis memberikan rasa berkendara yang lebih solid dan responsif.

Kalau kamu menginginkan kenyamanan dan teknologi terbaru, EPS adalah pilihan ideal.

Tapi kalau kamu menginginkan daya tahan dan “feeling” berkendara yang lebih terasa, power steering hidraulis masih jadi pilihan yang layak.

Jadi, sebelum beli mobil, coba cari tahu dulu jenis power steering yang digunakan dan sesuaikan dengan gaya berkendara kamu.

Semakin tepat pilihannya, semakin puas kamu saat berada di balik kemudi!(vip)