Biar nggak salah pilih, kenali dulu jenis power steering di mobil kamu!
Power steering adalah fitur penting dalam mobil modern yang membantu pengemudi mengendalikan setir dengan lebih ringan dan nyaman.
Saat ini, ada dua jenis sistem power steering yang umum digunakan: power steering hidraulis dan power steering elektrik (EPS: Electric Power Steering).
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari sisi kenyamanan, keawetan, hingga biaya perawatan.
Buat kamu yang lagi cari mobil baru atau bekas, penting banget untuk tahu perbedaan keduanya supaya bisa pilih sesuai kebutuhan dan gaya berkendara. Yuk, kita bahas satu per satu!
Power steering hidraulis vs elektrik: beda rasa, beda keawetan!
Power steering hidraulis bekerja dengan memanfaatkan tekanan hidraulis dari pompa yang digerakkan oleh mesin mobil. Tekanan ini membantu meringankan putaran setir.
EPS menggunakan motor listrik sebagai penggerak untuk membantu memutar roda kemudi. Sistem ini lebih modern dan banyak digunakan di mobil-mobil keluaran terbaru.
Kalau ngomongin kenyamanan, ini tergantung selera dan kebiasaan berkendara.
EPS unggul dari segi kepraktisan dan kemudahan, terutama buat kamu yang sering berkendara di dalam kota dengan banyak putaran setir saat parkir atau bermanuver.
Tapi kalau kamu tipe pengemudi yang senang merasakan kontrol penuh dan umpan balik dari setir, power steering hidraulis bisa jadi pilihan yang lebih menyenangkan.
Di mobil-mobil modern, EPS sering kali sudah dilengkapi dengan fitur tambahan seperti lane assist, auto park, dan adaptive steering. Jadi dari sisi teknologi, EPS jelas lebih unggul.
Dari sisi keawetan, EPS cenderung lebih tahan lama karena minim komponen bergerak dan tidak ada cairan yang bisa bocor.
Selama motor dan sensor EPS-nya tidak bermasalah, sistem ini bisa bertahan cukup lama tanpa perlu banyak perawatan.
Sedangkan power steering hidraulis punya banyak bagian yang bisa aus atau bocor, seperti selang, pompa, dan seal.
Tapi kalau dirawat dengan baik, sistem hidraulis juga bisa awet bertahun-tahun.
Perlu diingat, biaya perbaikan EPS bisa lebih mahal kalau sampai rusak, karena biasanya harus ganti modul atau motor secara keseluruhan.
Sementara pada sistem hidraulis, komponen bisa diganti satu per satu dengan biaya lebih terjangkau.
Secara umum, power steering hidraulis memberikan rasa kemudi yang lebih natural dan berbobot.
Cocok buat kamu yang suka kontrol penuh dan sensasi menyetir lebih solid, apalagi di kendaraan besar seperti SUV atau mobil niaga.
Di sisi lain, power steering elektrik lebih cocok untuk mobil kecil hingga menengah.
EPS ringan saat kecepatan rendah dan lebih kaku saat melaju kencang, bikin berkendara terasa lebih nyaman dan aman.
Plus, EPS juga lebih hemat bahan bakar dan nggak perlu banyak perawatan.
Kalau kamu tipe pengemudi harian yang lebih butuh kepraktisan dan irit, EPS jelas lebih unggul.
Tapi kalau kamu menginginkan sensasi berkendara yang lebih terasa dan nggak keberatan dengan perawatan rutin, power steering hidraulis masih layak dipilih.
Nggak ada jawaban pasti mana yang terbaik antara power steering hidraulis dan elektrik, karena semuanya tergantung kebutuhan dan preferensi kamu.
EPS menawarkan kepraktisan, efisiensi, dan fitur modern, sementara hidraulis memberikan rasa berkendara yang lebih solid dan responsif.
Kalau kamu menginginkan kenyamanan dan teknologi terbaru, EPS adalah pilihan ideal.
Tapi kalau kamu menginginkan daya tahan dan “feeling” berkendara yang lebih terasa, power steering hidraulis masih jadi pilihan yang layak.
Jadi, sebelum beli mobil, coba cari tahu dulu jenis power steering yang digunakan dan sesuaikan dengan gaya berkendara kamu.
Semakin tepat pilihannya, semakin puas kamu saat berada di balik kemudi!(vip)