Mobil Listrik Kalau Banjir Bisa Korslet, Mitos atau Fakta?
Banjir menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi di berbagai daerah, terutama saat musim hujan. Kondisi ini tentu menjadi perhatian bagi pemilik kendaraan, termasuk pengguna mobil listrik.
Banyak orang khawatir bahwa mobil listrik lebih rentan terhadap air dibandingkan mobil bensin. Anggapan ini muncul karena mobil listrik menggunakan baterai besar dan sistem kelistrikan yang kompleks.
Beberapa kabar menyebutkan bahwa mobil listrik bisa langsung korslet jika terendam banjir. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa teknologi mobil listrik sudah cukup canggih untuk menghadapi kondisi ekstrem.
Lalu, benarkah mobil listrik berisiko mengalami korsleting saat terkena air? Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah klaim tersebut mitos atau fakta, serta memberikan tips agar mobil listrik tetap aman saat menghadapi banjir.
Mobil listrik kalau banjir apakah korslet
Banyak orang percaya bahwa karena menggunakan listrik, mobil listrik akan langsung korslet saat terkena air. Anggapan ini muncul karena listrik dan air memang dikenal sebagai kombinasi yang berbahaya.
Ada anggapan bahwa mobil listrik lebih berisiko dibandingkan mobil bensin dalam kondisi banjir. Beberapa orang berpikir bahwa arus listrik dalam baterai besar bisa menyebabkan sengatan atau bahkan ledakan.
Banyak yang beranggapan bahwa mobil listrik harus benar-benar dijauhkan dari genangan air. Padahal, beberapa mobil listrik sudah memiliki perlindungan khusus terhadap air.
Sebagian besar orang khawatir bahwa jika mobil listrik terendam, maka orang yang menyentuhnya bisa tersengat listrik. Hal ini membuat banyak orang takut untuk mendekati mobil listrik dalam kondisi banjir.
Mobil listrik dirancang dengan standar keselamatan tinggi, termasuk perlindungan terhadap air. Komponen listrik utama seperti baterai dan motor dilengkapi dengan isolasi yang sangat baik.
Sebagian besar mobil listrik memiliki sertifikasi tahan air dengan standar IP67 atau IP68. Ini berarti kendaraan tersebut masih bisa berfungsi normal meskipun terendam air hingga kedalaman tertentu dalam waktu tertentu.
Sistem keamanan dalam mobil listrik akan otomatis memutus aliran listrik jika terdeteksi adanya bahaya. Hal ini mencegah potensi sengatan listrik bagi orang yang berada di dekatnya.
Dalam kondisi banjir, mobil bensin berisiko mengalami masuknya air ke dalam mesin yang bisa menyebabkan mati total. Sementara itu, mobil listrik tidak memiliki sistem pembakaran sehingga lebih minim risiko mati mesin.
Mengendarai mobil listrik saat banjir memerlukan perhatian khusus agar tetap aman dan terhindar dari kerusakan. Berikut enam tips yang bisa Anda terapkan ketika menghadapi banjir dengan mobil listrik.
Jangan langsung menerobos banjir tanpa mengetahui kedalamannya. Pastikan air tidak melebihi batas aman yang ditentukan oleh pabrikan, biasanya sekitar 30-40 cm, untuk menghindari kerusakan pada komponen listrik.
Melaju perlahan dengan kecepatan stabil dapat mengurangi risiko air masuk ke bagian bawah mobil. Hindari pengereman mendadak yang bisa menyebabkan gelombang air naik ke komponen penting mobil.
Daya baterai yang cukup sangat penting saat menghadapi banjir. Jika baterai lemah dan mobil mati di tengah banjir, proses evakuasi bisa menjadi lebih sulit dan berisiko menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Air yang mengalir deras bisa membuat mobil kehilangan kendali atau bahkan terseret arus. Pilih jalur yang lebih aman atau tunggu hingga kondisi lebih memungkinkan untuk melintas.
Jika mobil listrik mati di tengah banjir, jangan coba menyalakannya kembali. Hal ini bisa menyebabkan korsleting atau kerusakan lebih parah pada sistem kelistrikan.
Setelah berhasil melewati banjir, segera lakukan pemeriksaan di bengkel resmi. Pengecekan ini penting untuk memastikan tidak ada komponen listrik yang mengalami kerusakan akibat paparan air.
Dengan mengikuti enam tips ini, kalian bisa mengurangi risiko kerusakan dan tetap aman saat mengendarai mobil listrik di tengah banjir.
Anggapan tersebut adalah mitos. Mobil listrik modern dirancang dengan sistem keamanan tinggi, termasuk perlindungan terhadap air. Baterai dan komponen listrik utama dilengkapi dengan isolasi serta segel khusus yang mencegah air masuk.
Sebagian besar mobil listrik memiliki sertifikasi tahan air dengan standar IP67 atau IP68. Artinya, kendaraan ini masih bisa berfungsi meski terendam air hingga kedalaman tertentu dalam waktu tertentu.
Selain itu, mobil listrik juga memiliki sistem keamanan otomatis yang akan memutus aliran listrik jika terdeteksi adanya potensi korsleting. Hal ini mencegah risiko kejutan listrik atau kebakaran akibat kontak dengan air.
Namun, bukan berarti mobil listrik kebal terhadap banjir. Jika terendam terlalu dalam atau terlalu lama, air tetap bisa masuk dan menyebabkan kerusakan pada sistem elektronik. Oleh karena itu, tetap perlu berhati-hati saat menghadapi banjir.
Mobil listrik telah dirancang dengan teknologi canggih untuk menghadapi berbagai kondisi, termasuk hujan dan genangan air. Meskipun begitu, pemilik tetap harus memahami batas aman kendaraan mereka agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Anggapan bahwa mobil listrik langsung korslet saat terkena banjir adalah mitos. Faktanya, mobil listrik memiliki perlindungan ketat terhadap air, termasuk sistem isolasi baterai dan fitur pemutus arus otomatis.
Seiring berkembangnya teknologi, mobil listrik terus mengalami peningkatan dalam hal keamanan dan daya tahan. Ke depannya, bisa jadi kendaraan ini semakin tangguh dalam menghadapi berbagai kondisi ekstrem, termasuk banjir. (dda)
Toyota Avanza tetap menjadi salah satu mobil MPV paling populer di Indonesia, termasuk untuk pasar…
Mudik Lebaran semakin dekat, dan banyak orang mulai mencari mobil bekas yang nyaman dan irit…
Mudik dengan mobil pribadi memang lebih fleksibel dan nyaman, tapi jangan lupa untuk selalu siap…