Categories: Mobil

Mobil Listrik BYD e7 Hadir di 2025: Jangkauan 520 KM yang Cocok untuk Taksi

BYD, salah satu pemain utama dalam industri kendaraan listrik global, resmi memperkenalkan BYD e7 sebagai lini terbaru mereka untuk mobil listrik murah. Model ini dirancang khusus menyasar konsumen muda serta sektor transportasi umum seperti layanan taksi, yang membutuhkan kendaraan hemat biaya namun andal dan efisien untuk operasional harian.

Aplikasi mobilitas urban yang semakin meningkat dan tuntutan efisiensi bahan bakar membuat mobil listrik seperti BYD e7 menjadi solusi ideal. Diperkenalkan di pasar Tiongkok, mobil ini ditawarkan dengan harga mulai dari 103.800 yuan hingga 115.800 yuan, atau setara sekitar Rp 237 jutaan sampai Rp 264 jutaan.

Secara tampilan, BYD e7 hadir dengan desain sederhana namun tetap modern. Di bagian depan, gril tertutup khas mobil listrik dipadukan dengan lekukan yang membentuk ekspresi seolah-olah tersenyum, memperkuat karakter ramah dari kendaraan ini.

Logo BYD terlihat di bagian tengah, menciptakan kesan identitas yang menonjol. Sementara di belakang, desain berlapis dan duck tail dilengkapi lampu belakang transparan yang menyatu dengan tambahan lampu di bagian bawah. Label “e7” di sisi kanan bawah menegaskan nama dari mobil ini.

Berbeda dari tren mobil modern yang mengusung gagang pintu tersembunyi, BYD e7 tetap mempertahankan gagang pintu tradisional. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Selain mempermudah akses dan perawatan, hal ini juga menunjukkan bahwa e7 memang diposisikan sebagai kendaraan entry-level yang fokus pada fungsionalitas dan efisiensi biaya.

Dimensi mobil ini termasuk dalam kategori sedan menengah, dengan panjang 4.780 mm, lebar 1.900 mm, dan tinggi 1.515 mm. Jarak sumbu roda sepanjang 2.820 mm memberikan ruang kabin yang cukup lega untuk lima penumpang.

Untuk menopang bodi, e7 menggunakan pelek 16 inci yang serasi dengan keseluruhan tampilan kendaraan. Urusan performa, BYD e7 dibekali motor sinkron magnet permanen yang menggerakkan roda depan.

Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 100 kW dan torsi puncak hingga 180 Nm. Meski fokus pada efisiensi, performa ini cukup bertenaga untuk penggunaan sehari-hari, termasuk untuk aplikasi taksi di dalam kota yang membutuhkan akselerasi halus dan konsumsi energi hemat.

Sumber energi kendaraan ini berasal dari baterai lithium iron phosphate (LFP) Blade Battery, teknologi baterai eksklusif milik BYD yang terkenal tahan panas dan memiliki daya tahan tinggi. Disediakan dalam dua varian kapasitas, yakni 48 kWh dan 57,6 kWh. Versi 48 kWh sanggup menempuh jarak sejauh 450 km, sedangkan versi 57,6 kWh bisa mencapai hingga 520 km dalam sekali pengisian daya. Jarak tempuh tersebut menjadi salah satu keunggulan utama BYD e7, terutama di kategori mobil listrik terjangkau.

BYD e7

Interior mobil juga dirancang untuk kenyamanan dan kemudahan penggunaan. Kokpit dilengkapi layar kontrol sentral 15,6 inci yang responsif dan modern, serta panel instrumen LCD berukuran 5 inci untuk informasi kendaraan.

Setir dengan potongan datar di bagian bawah menambah nuansa sporty. Konsol tengah memiliki dua tingkat: bagian bawah memuat dua tempat minuman dan ruang penyimpanan terbuka, sementara bagian atas dilengkapi beberapa tombol fisik serta slot ponsel untuk memudahkan pengemudi.

Sistem infotainment dioperasikan melalui DiLink 100, sistem buatan BYD yang terintegrasi dengan berbagai fitur pintar. Tak hanya itu, BYD e7 juga memiliki sunroof panoramik serta bagasi berukuran 528 liter yang memadai untuk kebutuhan sehari-hari maupun penggunaan sebagai taksi.

Fitur unggulan lainnya termasuk kendali jarak jauh yang memungkinkan pengguna menyalakan AC atau membuka pintu melalui aplikasi, meningkatkan kenyamanan dan kepraktisan.

Dari semua aspek, baik harga, teknologi, desain, maupun jarak tempuh, BYD e7 hadir sebagai mobil listrik murah yang memiliki potensi besar. Target pasarnya yang menyasar kalangan muda dan pelaku bisnis transportasi menunjukkan bahwa BYD sangat memahami kebutuhan segmen ini: kendaraan dengan harga terjangkau, efisien, dan ramah lingkungan.

Kehadiran BYD e7 ini juga sejalan dengan tren global elektrifikasi kendaraan dan upaya pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, dalam mempercepat transisi dari mobil berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Dengan kisaran harga yang bersaing dan kemampuan menjangkau lebih dari 500 km dalam satu kali pengisian, tidak heran jika e7 mendapat sambutan positif di negara asalnya dan berpotensi kuat untuk diekspor ke pasar Asia Tenggara.

Bagi konsumen Indonesia yang tengah mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai alternatif ekonomis, BYD e7 bisa menjadi pilihan ideal. Apalagi, semakin banyak infrastruktur charging station dibangun dan dukungan kebijakan dari pemerintah, kehadiran mobil seperti ini akan sangat relevan. (Okt)