Mau Beli Mobil Listrik? Pahami Dulu Jenis dan Cara Kerjanya

Jenis-jenis dan cara kerja dari mobil listrik yang harus dipahami sebelum membeli.
Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik telah mengalami peningkatan popularitas di masyarakat. Selain karena dianggap lebih sadar lingkungan, performa mobil listrik juga setara dengan kendaraan tradisional.
Mobil listrik adalah sebuah inovasi dalam sektor otomotif yang dikenal lebih ramah lingkungan. Seperti namanya, kendaraan ini beroperasi dengan menggunakan motor yang dihidupkan oleh energi listrik.
Secara umum, mobil listrik mengandalkan sumber energi yang dapat diisi ulang, baik melalui pengisian langsung maupun konversi dari mesin berbahan bakar fosil. Di Indonesia, terdapat berbagai model mobil listrik beserta mekanismenya.
Saat ini, setidaknya ada empat tipe mobil listrik yang tersedia di pasar internasional, yaitu:
1. Battery Electric Vehicle (BEV)
2. Hybrid Electric Vehicle (HEV)
3. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
4. Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)
Masing-masing kategori menawarkan keuntungan tersendiri. Pengguna hanya perlu mempertimbangkan kebutuhan serta kondisi infrastruktur di tempat tinggal mereka.
Apa saja tipe mobil listrik dan bagaimana cara kerja kendaraan yang ramah lingkungan ini? Mari kita bahas lebih dalam.
Cara Kerja Mobil Listrik

Mekanisme dan cara kerja mobil listrik pada dasarnya cukup mudah dipahami karena serupa dengan mobil hybrid.
Mekanisme mobil listrik pada dasarnya cukup mudah dipahami, serupa dengan mobil hybrid. Energi listrik yang tersimpan dalam baterai mengalir menuju motor listrik untuk memutar roda kendaraan.
Berikut adalah ringkasan mengenai cara kerja mobil listrik:
– Ketika pedal gas ditekan, modul kontrol mengatur aliran listrik dari baterai ke inverter.
– Inverter berfungsi mengubah arus listrik dari DC menjadi AC, dan kemudian mengirimkannya ke motor traksi sesuai besarnya tekanan pada pedal gas.
– Motor traksi merubah energi listrik menjadi energi kinetik yang dihasilkan dari putaran.
– Rotasi rotor pada motor traksi kemudian memutar roda, sehingga kendaraan dapat bergerak.
Tipe-Tipe Mobil Listrik
Saat ini, ada empat tipe mobil listrik yang beredar di pasar global, di mana tiga di antaranya sudah tersedia di Indonesia. Keempat jenis tersebut adalah Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
1. Battery Electric Vehicle (BEV)
BEV adalah jenis mobil listrik yang menggunakan daya listrik dari battery pack sebagai sumber tenaga. Proses pengisian baterai dilakukan dengan menghubungkannya ke sumber listrik eksternal, karena kendaraan ini tidak dilengkapi dengan mesin pembakaran atau motor traksi.
Mekanisme kerja BEV dimulai dari baterai lithium-ion yang menyimpan energi. Ketika pengemudi menekan pedal gas, kontroler motor mengatur arus listrik dari baterai ke motor listrik.
Motor listrik kemudian mengonversi energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar roda. BEV mampu memberikan torsi instan, menghasilkan akselerasi yang cepat dan kesan berkendara yang halus.
Salah satu fitur unggulan BEV adalah efisiensi energinya yang tinggi. Saat melakukan pengereman atau melambat, BEV memanfaatkan sistem pengereman regeneratif untuk mengonversi energi kinetik kembali menjadi listrik, yang kemudian dapat digunakan untuk mengisi ulang daya baterai. Ini bisa memperpanjang jangkauan dan efisiensi kendaraan.
2. Hybrid Electric Vehicle (HEV)
Hybrid Electric Vehicle (HEV) menggabungkan mesin pembakaran internal tradisional dengan motor listrik. Tipe mobil listrik ini sebagian besar bergantung pada tenaga listrik, namun juga mendapatkan dukungan dari mesin konvensional.
HEV menjadi pilihan yang rasional bagi mereka yang mencari solusi efisiensi bahan bakar tanpa harus khawatir tentang ketersediaan stasiun pengisian listrik di area mereka yang mungkin masih terbatas.
Pada kendaraan hybrid, baterai yang dipakai tidak dapat diisi ulang karena tidak memiliki tempat pengisian daya. Namun, energi di dalam baterai dapat terisi kembali secara otomatis saat kendaraan melakukan pengereman.
Dalam situasi kecepatan rendah atau saat berhenti, mode EV akan aktif, memungkinkan motor listrik beroperasi secara penuh untuk menggerakkan kendaraan. Ini berfungsi untuk menghemat bensin dan menekan emisi gas buang.
Ketika kapasitas baterai menurun, mode Series Hybrid akan diaktifkan, sehingga mesin pembakaran internal mulai bekerja untuk mengisi ulang baterai. Dalam mode ini, roda tetap digerakkan oleh motor listrik.
Ketika diperlukan tenaga lebih besar, seperti selama percepatan atau saat mendaki, mesin bensin dan motor listrik akan berkolaborasi dalam sistem Parallel Hybrid.
3. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) merupakan langkah maju yang lebih canggih dibandingkan HEV. Kendaraan ini menggabungkan elemen dari BEV dan HEV. Umumnya, pada PHEV, tenaga penggerak roda berasal dari motor listrik yang mendapatkan daya dari baterai.
Kendaraan PHEV dilengkapi dengan baterai yang bisa diisi ulang melalui jaringan listrik eksternal, serta memiliki mesin bensin sebagai cadangan yang berfungsi sebagai generator untuk mengisi daya.
Ketika baterai terisi penuh dan saat beroperasi pada kecepatan rendah, roda akan digerakkan hanya oleh energi listrik dari baterai. Apabila baterai mendekati habis atau membutuhkan tambahan tenaga, mesin bensin akan mulai berfungsi, mirip dengan operasi HEV dalam mode Series Hybrid.
4. Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)
Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) adalah jenis mobil listrik yang dikategorikan sebagai kendaraan tanpa emisi, menggunakan fuel cell untuk menghasilkan listrik.
Kendaraan ini memanfaatkan hidrogen sebagai sumber energi utama. Saat ini, model FCEV belum tersedia untuk dijual secara resmi di Indonesia.
Secara sederhana, mobil ini mampu memproduksi listrik untuk penggerak kendaraan dengan cara mengubah energi kimia dari hidrogen dan oksigen menjadi energi listrik, dengan uap air sebagai satu-satunya emisi.
Proses kerja FCEV dimulai dari tangki hidrogen yang memiliki tekanan tinggi. Hidrogen ini dialirkan menuju fuel cell stack, di mana terjadi reaksi elektrokimia dengan oksigen dari atmosfer.
Reaksi ini menghasilkan listrik yang digunakan untuk menjalankan motor listrik. Salah satu tantangan dalam adopsi teknologi FCEV adalah keterbatasan infrastruktur pengisian hidrogen dan tingginya biaya produksi hidrogen.
Inilah alasan mengapa produsen mobil belum memperkenalkan kendaraan berbahan bakar hidrogen ini di Indonesia. (fah)