Categories: Updates

KTM Pertimbangkan Jual Dua Slot MotoGP untuk Bayar Utang Rp10,4 Triliun

Kondisi finansial KTM saat ini sedang memasuki masa yang genting. Pabrikan motor asal Austria itu terancam gagal bayar utang jumbo yang mencapai Rp10,4 triliun.

Situasi ini memaksa KTM untuk mencari berbagai cara demi menyelamatkan bisnisnya. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah menjual dua slot partisipasi di ajang MotoGP.

Langkah ini bukan sekadar wacana belaka, melainkan telah dibahas secara serius dengan Dorna Sports. Dorna adalah penyelenggara sah MotoGP yang juga berperan sebagai perantara antara KTM dengan para calon pemodal.

Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi utang, KTM diwajibkan membayar €600 juta atau sekitar Rp10,4 triliun kepada para krediturnya. Tenggat waktu pembayaran jatuh pada 23 Mei 2025, menjadikan bulan ini krusial bagi kelangsungan tim.

Citigroup telah ditunjuk sebagai penasihat keuangan KTM dalam mencari solusi terbaik. Mereka kini tengah menjajaki kerja sama dengan calon pembeli potensial dari berbagai negara.

Ada empat pihak yang disebut-sebut telah menunjukkan minat serius untuk membeli slot KTM di MotoGP. Mereka terdiri dari dua perusahaan investasi global, satu produsen kendaraan ternama, dan satu pihak lainnya yang masih dirahasiakan.

Dua nama yang telah terungkap adalah Apollo Global Management dan BlackRock, dua raksasa finansial dunia. Selain itu, Bombardier Recreational Products (BRP) asal Kanada juga dilaporkan ikut meramaikan bursa pembelian.

Slot yang ditawarkan merupakan dua dari empat tempat yang saat ini ditempati oleh tim pabrikan KTM. Dua slot tersebut dihuni oleh pembalap andalan mereka, yakni Brad Binder dan Pedro Acosta.

Sementara itu, dua slot lainnya dipegang oleh tim satelit Tech3, yang beroperasi secara terpisah. Meskipun demikian, potensi dampak dari penjualan tim pabrikan tetap bisa memengaruhi Tech3 dalam jangka panjang.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa motor yang digunakan Tech3 dipasok langsung oleh KTM. Jika pemasok utama hengkang atau berubah kepemilikan, maka tim satelit pun harus bersiap menghadapi kemungkinan pasokan yang terganggu.

Langkah KTM untuk memindahkan kepemilikan slot MotoGP ke anak perusahaannya, KTM Racing AG, merupakan bagian dari strategi ini. Setelah dipindahkan, hak tersebut bisa dinegosiasikan dengan investor melalui perantara Dorna.

Skema ini memungkinkan investor baru masuk ke MotoGP dengan membeli slot yang sudah eksis tanpa harus memulai dari nol. Namun di sisi lain, ini berarti KTM tidak lagi secara langsung terlibat sebagai tim pabrikan.

Dengan melepas dua slot tersebut, KTM berharap bisa mengurangi beban finansial yang ditanggung oleh perusahaan induk. Ini sekaligus memberi kesempatan kepada investor baru untuk melanjutkan kiprah di MotoGP dengan modal dan manajemen yang berbeda.

Namun risiko tetap ada jika pembeli yang masuk bukan berasal dari dunia balap motor. Jika tim baru tak mempertahankan merek KTM, maka dua slot itu bisa benar-benar hilang dari peta persaingan MotoGP.

Artinya, KTM hanya akan tersisa sebagai pemasok mesin untuk tim lain, dan kehilangan status sebagai tim utama. Dalam skenario terburuk, ini bisa mempercepat hengkangnya KTM dari ajang MotoGP secara keseluruhan.

Situasi ini tentu menjadi perhatian besar bagi penggemar MotoGP dan pecinta motor KTM. Mengingat kontribusi dan persaingan sengit yang selalu dibawa KTM ke lintasan, kepergian mereka akan menjadi kehilangan besar.

Saat ini, semua mata tertuju pada keputusan final yang akan diambil dalam beberapa minggu ke depan. Apakah KTM mampu mempertahankan tempatnya di MotoGP, atau harus merelakan warisan balapnya demi stabilitas finansial?

Langkah Dorna untuk menjaga keberlangsungan peserta MotoGP juga ikut diuji dalam situasi ini. Apalagi, minat dari investor global menunjukkan bahwa MotoGP tetap menjadi ajang yang menarik bagi pelaku bisnis.

Bagi KTM, langkah ini menjadi momen krusial yang dapat menentukan kelanjutan karier mereka di dunia balap motor. MotoGP bukan sekadar arena kompetisi, tapi juga bagian penting dari identitas dan strategi merek mereka.

Apapun hasil akhirnya, kisah ini akan menjadi salah satu momen paling menentukan dalam sejarah KTM. Semoga solusi terbaik bisa ditemukan tanpa harus mengorbankan semangat balap yang selama ini mereka bawa. (dda)