Ketahui 7 Alasan Ban Serep Mobil Tidak Dianjurkan Diisi Nitrogen Saat Mudik

Alasan ban serep mobil tidak dianjurkan diisi nitrogen saat mudik

Perjalanan jauh menggunakan mobil pribadi menjadi pilihan utama bagi banyak pemudik untuk mencapai kampung halaman. Namun, agar perjalanan tetap aman dan nyaman, persiapan kendaraan harus dilakukan dengan matang, termasuk memastikan kondisi ban dalam keadaan prima.

Salah satu aspek yang sering diperhatikan adalah ban serep, yang berperan penting dalam situasi darurat jika terjadi masalah pada ban utama. Belakangan ini, penggunaan angin nitrogen untuk ban semakin populer karena diklaim memiliki banyak keunggulan dibandingkan udara biasa.

Nitrogen disebut-sebut mampu menjaga tekanan ban lebih stabil, mengurangi risiko penguapan, serta memperpanjang usia ban. Oleh karena itu, banyak pengemudi yang memilih untuk mengisi ban utama dengan nitrogen agar mendapatkan manfaat tersebut.

Namun, apakah hal yang sama berlaku untuk ban serep yang hanya digunakan dalam kondisi darurat? Faktanya, mengisi ban serep dengan angin nitrogen saat perjalanan mudik justru bisa menimbulkan beberapa kendala. Ban serep yang jarang digunakan memiliki karakteristik berbeda dengan ban utama, sehingga manfaat nitrogen menjadi kurang optimal.

Alasan Kenapa Ban Serep Mobil Tidak Dianjurkan Diisi dengan Angin Nitrogen

Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa ban serep mobil tidak dianjurkan diisi dengan angin nitrogen saat akan dibawa mudik lebaran:

Ban serep mobil

Ban serep mobil

1. Sulit Mengisi Ulang Jika Tekanan Berkurang

Ban serep sering kali tidak langsung digunakan dalam perjalanan, sehingga ada kemungkinan tekanan anginnya berkurang seiring waktu. Jika ban serep diisi dengan nitrogen, pengendara akan kesulitan mencari tempat pengisian ulang yang menyediakan nitrogen, terutama di daerah terpencil atau rest area yang tidak memiliki fasilitas tersebut.

Akibatnya, jika terjadi keadaan darurat dan ban serep harus digunakan, pengendara mungkin terpaksa mencampur nitrogen dengan udara biasa, yang bisa mengurangi manfaat utama nitrogen. Selain itu, ban serep yang kehilangan tekanan angin saat perjalanan mudik bisa menjadi masalah besar.

Jika pengguna harus mencari bengkel yang menyediakan nitrogen, waktu perjalanan akan semakin lama dan tidak efisien. Oleh karena itu, mengisi ban serep dengan udara biasa lebih praktis karena bisa diisi ulang di bengkel atau pompa angin biasa yang mudah ditemukan.

2. Tidak Terlalu Berpengaruh pada Performa Ban Serep

Salah satu alasan utama orang mengisi ban dengan nitrogen adalah karena gas ini lebih stabil dan tidak mudah berubah tekanan akibat suhu. Namun, hal ini lebih relevan untuk ban yang digunakan sehari-hari dibandingkan ban serep.

Ban serep biasanya hanya digunakan dalam keadaan darurat dan dalam waktu singkat, sehingga stabilitas tekanan angin tidak terlalu berpengaruh. Sebagai contoh, jika sebuah mobil mengalami ban bocor di tengah perjalanan, ban serep hanya digunakan sementara sampai pengemudi menemukan bengkel untuk memperbaiki ban utama.

3. Biaya Pengisian Nitrogen Lebih Mahal dan Kurang Efektif

Mengisi ban dengan nitrogen biasanya dikenakan biaya yang lebih mahal dibandingkan mengisi dengan udara biasa. Jika ban utama diisi dengan nitrogen, pengeluaran ini mungkin masih bisa dibenarkan karena manfaatnya bagi performa berkendara.

Namun, untuk ban serep yang jarang digunakan, pengeluaran ekstra ini bisa menjadi pemborosan yang tidak perlu. Selain itu, karena ban serep sering disimpan dalam jangka waktu lama, tekanan nitrogen di dalamnya tetap bisa berkurang seiring waktu.

Jika tekanan sudah menurun dan pengguna harus mencampurnya dengan udara biasa, maka manfaat nitrogen pun akan hilang. Oleh karena itu, lebih praktis mengisi ban serep dengan udara biasa yang lebih mudah diakses dan tidak memerlukan biaya tambahan.

4. Tidak Semua Bengkel atau SPBU Menyediakan Nitrogen

Saat perjalanan mudik, tidak semua daerah memiliki bengkel atau SPBU yang menyediakan layanan pengisian nitrogen. Hal ini bisa menjadi kendala besar jika ban serep kehilangan tekanan atau perlu diisi ulang sebelum digunakan.

Jika pengguna hanya mengandalkan nitrogen, mereka bisa mengalami kesulitan saat membutuhkan pengisian ulang, terutama di daerah terpencil. Dengan menggunakan udara biasa, pengemudi bisa dengan mudah mengisi ulang ban serep di berbagai tempat, termasuk SPBU, bengkel, atau bahkan dengan pompa angin portable.

5. Campuran Udara dan Nitrogen Bisa Mengurangi Efektivitasnya

Salah satu keunggulan utama nitrogen adalah kemampuannya menjaga tekanan angin lebih stabil karena molekulnya lebih besar dibanding udara biasa, sehingga tidak mudah keluar dari pori-pori ban. Namun, jika ban serep yang awalnya diisi nitrogen harus diisi ulang dengan udara biasa karena tidak menemukan tempat pengisian nitrogen, maka manfaat tersebut akan berkurang drastis.

Jika tekanan nitrogen dalam ban serep berkurang dan pengguna mencampurnya dengan udara biasa, maka efek perlindungan nitrogen terhadap fluktuasi suhu dan tekanan menjadi tidak optimal. Akhirnya, pengguna tetap harus menghadapi perubahan tekanan seperti halnya ban dengan udara biasa, sehingga lebih baik sejak awal mengisi ban serep dengan udara biasa untuk menghindari masalah ini.

6. Ban Serep Biasanya Berjenis Donut yang Tidak Membutuhkan Nitrogen

Beberapa mobil modern menggunakan ban serep berjenis “donut” atau space saver, yang ukurannya lebih kecil dari ban utama. Ban jenis ini tidak dirancang untuk digunakan dalam perjalanan jauh dan hanya berfungsi sebagai solusi darurat hingga pengemudi dapat mengganti ban utama.

Karena penggunaan ban donut sangat terbatas, mengisinya dengan nitrogen menjadi tidak diperlukan dan kurang memberikan manfaat signifikan. Selain itu, ban donut memiliki batas kecepatan dan jarak tempuh tertentu, sehingga tidak perlu nitrogen untuk menjaga performanya.

7. Waktu Penyimpanan yang Lama Membuat Tekanan Berkurang

Ban serep biasanya tidak digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga tekanan anginnya bisa berkurang meskipun sudah diisi nitrogen. Meskipun nitrogen memiliki keunggulan dalam mempertahankan tekanan lebih lama dibanding udara biasa, tetap saja akan ada penurunan tekanan seiring waktu.

Jika pengguna tidak rutin mengecek tekanan ban serep, ada kemungkinan ban tidak siap digunakan saat dibutuhkan. Untuk menghindari risiko ini, lebih baik mengisi ban serep dengan udara biasa dan rutin mengecek tekanannya sebelum perjalanan jauh.

 

Meskipun nitrogen memiliki beberapa keunggulan dibandingkan udara biasa, penggunaannya pada ban serep tidak memberikan manfaat yang signifikan. Ban serep lebih jarang digunakan, sulit diisi ulang jika tekanan berkurang, dan sering kali hanya digunakan dalam situasi darurat dalam waktu singkat.

Selain itu, keterbatasan fasilitas pengisian nitrogen di berbagai daerah bisa menjadi kendala saat perjalanan mudik. Untuk memastikan ban serep selalu siap digunakan saat diperlukan, sebaiknya isi dengan udara biasa yang lebih mudah diakses dan periksa tekanannya secara rutin. (dda)