Categories: Mobil Tips

Kenapa Toyota Calya Boros Bensin? Ini Penyebab dan Solusi Irit BBM-nya

Toyota Calya dikenal sebagai salah satu mobil LCGC (Low Cost Green Car) paling laris di Indonesia.

Mobil ini jadi andalan banyak keluarga muda karena harga terjangkau, kapasitas 7 penumpang, dan biaya perawatan yang murah.

Tapi, nggak sedikit juga pemilik Calya yang mengeluhkan konsumsi BBM-nya terasa boros, padahal secara spesifikasi harusnya irit.

Nah, kenapa bisa begitu? Yuk kita bedah bareng-bareng penyebab Calya boros bensin dan gimana cara bikin konsumsi BBM-nya lebih irit lagi.

1. Gaya Berkendara yang Nggak Konsisten


Biar Calya makin irit, cek gaya nyetir dan perawatan rutin, jangan asal pakai aja!

Salah satu penyebab paling umum mobil jadi boros adalah cara nyetir yang agresif.

Sering tancap gas, ngerem mendadak, atau nggak jaga putaran mesin bikin konsumsi BBM naik drastis.

Toyota Calya sendiri dibekali mesin 1.2L yang memang dirancang untuk efisiensi, bukan kecepatan tinggi.

Kalau kamu sering injak pedal gas dalam-dalam di putaran bawah, atau berkendara dengan stop and go di kemacetan tanpa teknik eco driving, wajar banget konsumsi BBM-nya jadi boros.

Solusinya: Biasakan berkendara santai, hindari akselerasi mendadak, dan jaga putaran mesin di bawah 2.500 rpm.

Gunakan teknik engine brake saat mengurangi kecepatan agar lebih hemat bahan bakar.

2. Tekanan Ban Tidak Sesuai

Ban dengan tekanan angin yang kurang bisa bikin hambatan gulir lebih besar. Akibatnya, mesin butuh tenaga lebih untuk melaju, dan ini bikin konsumsi bensin naik.

Banyak pengguna Calya yang nggak rutin cek tekanan ban, apalagi kalau mobil jarang dipakai.

Solusinya: Rutin cek tekanan ban minimal seminggu sekali. Tekanan ideal untuk Toyota Calya ada di kisaran 33 psi untuk ban depan dan 32 psi untuk ban belakang (tergantung kondisi muatan).

Jangan lupa juga untuk cek keausan ban, karena ban aus juga bisa bikin mobil lebih boros.

3. Beban Mobil Terlalu Berat

Salah satu keunggulan Calya adalah bisa muat 7 orang sekaligus. Tapi, kalau isinya penuh plus ditambah barang bawaan di bagasi, itu bisa jadi beban ekstra buat mesin.

Mesin 1.2L Calya akan bekerja lebih keras, terutama saat menanjak atau melaju di jalan tol dengan beban penuh.

Solusinya: Bawa barang seperlunya dan hindari overloading. Kalau sering bepergian dengan penumpang full, pertimbangkan untuk merotasi penggunaan mobil atau minimal kurangi beban barang bawaan yang nggak penting.

4. AC Terus Menyala Tanpa Pengaturan

AC yang terus nyala dalam mode maksimal bikin kompresor bekerja terus menerus, dan itu menyedot tenaga mesin.

Di mobil kecil seperti Calya, kerja kompresor AC cukup terasa dampaknya ke performa dan konsumsi BBM.

Solusinya: Atur suhu AC di level sedang atau gunakan mode ekonomis jika tersedia. Selain itu, pastikan filter kabin AC dalam keadaan bersih agar sirkulasi udara tetap lancar dan kerja kompresor nggak berat.

5. Penggunaan BBM yang Tidak Sesuai

Toyota Calya direkomendasikan menggunakan BBM minimal RON 90 seperti Pertalite.

Tapi jika kamu menggunakan BBM dengan angka oktan lebih rendah (misalnya Premium — yang sudah langka), pembakaran jadi nggak sempurna, tenaga menurun, dan konsumsi BBM meningkat.

Sebaliknya, menggunakan BBM beroktan terlalu tinggi juga kadang nggak berdampak signifikan ke efisiensi karena kompresi mesin Calya masih tergolong rendah.

Solusinya: Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. RON 90 sudah cukup optimal untuk Calya.

Kalau mau coba RON lebih tinggi seperti Pertamax untuk performa lebih halus, pastikan pengaruhnya terasa dan sesuai kebutuhanmu.

6. Filter Udara dan Busi Kotor

Filter udara yang kotor bikin suplai udara ke ruang bakar berkurang. Efeknya, campuran udara dan bahan bakar jadi nggak ideal, yang berujung pada pemborosan.

Begitu juga dengan busi yang sudah aus atau berkerak bisa menyebabkan pembakaran tidak sempurna.

Solusinya: Ganti filter udara setiap 20.000 km atau lebih cepat kalau mobil sering melewati jalan berdebu. Busi sebaiknya dicek tiap 10.000 km dan diganti maksimal tiap 40.000 km.

7. Sistem Injeksi Bermasalah

Mobil zaman sekarang, termasuk Calya, sudah pakai sistem injeksi bahan bakar elektronik.

Kalau injektornya kotor atau sensor-sensor bermasalah, konsumsi BBM jadi tidak efisien. Mesin bisa pincang atau idling nggak stabil.

Solusinya: Bersihkan injektor secara berkala, minimal setiap 20.000 km. Kalau ada gejala tarikan mesin lemah atau boros tiba-tiba, segera scan ECU di bengkel resmi atau spesialis.

8. Tidak Pernah Servis Berkala

Servis rutin bukan cuma soal ganti oli. Di setiap jadwal servis, mekanik juga akan cek sistem pembakaran, rem, tekanan ban, AC, dan hal-hal lain yang ngaruh ke efisiensi BBM.

Banyak pemilik Calya yang nunggu mobil bermasalah dulu baru servis. Padahal, pencegahan lebih hemat dibanding perbaikan.

Solusinya: Ikuti jadwal servis yang disarankan Toyota, biasanya tiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Walaupun jarang dipakai, mobil tetap butuh perawatan berkala.

Toyota Calya sebenarnya dirancang sebagai mobil irit dan ekonomis.

Tapi kalau pemakaiannya nggak tepat atau perawatannya asal-asalan, jangan heran kalau konsumsi bensinnya jadi boros.

Mulai dari gaya berkendara, tekanan ban, sampai servis berkala semuanya berperan penting dalam menjaga efisiensi BBM.

Kalau kamu merasa Calya-mu boros, coba cek satu per satu poin di atas. Bisa jadi masalahnya sepele tapi berdampak besar.

Dengan perawatan yang tepat dan cara mengemudi yang bijak, Toyota Calya bisa tetap jadi mobil keluarga andalan yang hemat BBM dan tetap nyaman buat harian.(vip)