UPDATEOTOMOTIF.COM - Jorge Martín akhirnya kembali ke lintasan MotoGP setelah tiga bulan absen akibat kecelakaan hebat di Qatar. Pembalap asal Spanyol itu menunjukkan performa kompetitif saat comeback di Grand Prix Ceko (Brno) dengan finis di posisi ketujuh.
Di balik hasil itu, Martín mengungkap momen emosional sebelum turun balapan.
“Saya sempat menangis bersama ayah saya, pasangan saya, dan pelatih saya di motorhome,” ungkapnya.
Emosi yang memuncak itu jadi pelampiasan tekanan yang selama ini menumpuk. Meski sempat diragukan bisa kembali dalam waktu dekat, ia justru tampil dengan determinasi tinggi.
“Saya merasa Aprilia adalah rumah saya,” ujar Martín usai balapan, menegaskan kenyamanannya bersama tim barunya.
Bos Aprilia Racing, Massimo Rivola, menganggap kembalinya Martín sebagai momen yang sangat vital bagi tim. “Ini hari yang sangat penting,” katanya.
Ia percaya kehadiran Martín akan membawa dorongan besar bagi Aprilia dalam persaingan paruh kedua musim.
Sebelum kembali, Jorge Martín menjalani masa pemulihan dari cedera berat yang cukup panjang. Cedera Jorge Martin meliputi 11 tulang rusuk yang patah, hemopneumotoraks, serta cedera pada tangan dan kakinya, yang membuatnya harus menepi dari tiga seri awal musim ini.
Untuk memastikan kesiapan sang pembalap, Aprilia bahkan meminta izin khusus kepada Dorna agar Martín bisa melakukan tes pribadi. Langkah itu diambil sebagai bentuk tanggung jawab atas kondisi fisik dan keamanan pembalap.
Kini, dengan RS-GP 2025 yang semakin kompetitif, Martín langsung memanfaatkan kekuatan motor tersebut. Rekan setimnya, Marco Bezzecchi, sebelumnya berhasil meraih dua podium, membuktikan potensi besar dari motor Aprilia tahun ini.
Kepastian kontrak Martín hingga akhir 2026 turut menambah stabilitas tim. Setelah sempat beredar isu hengkang, kejelasan ini membawa kepercayaan diri baru bagi Aprilia dalam menata masa depan.
Sebagai juara dunia musim lalu, Martín tahu bahwa tekanan akan datang dari berbagai arah.
“Saya tahu saya harus tetap punya pola pikir untuk tidak menyerah sampai akhir,” ucapnya. Mentalitas itu menjadi pondasi utamanya dalam menghadapi balapan ke depan.
Di sisi lain, Ducati masih mendominasi kompetisi. Francesco Bagnaia dan Marc Márquez konsisten berada di posisi terdepan, dengan Márquez mencatatkan lima kemenangan berturut-turut.
Namun, Aprilia yakin dengan formasi barunya saat ini. Martín sendiri sempat merasa cemas ketika kembali ke lingkungan tim dan menghadiri acara publik.
“Saya bahkan sempat berpikir untuk menyewa keamanan selama beberapa hari pertama kembali,” tuturnya.
Kekhawatiran itu perlahan mereda berkat sambutan hangat dari penggemar dan rekan satu tim. Adaptasi yang cepat membuatnya merasa nyaman dalam waktu singkat.
“Setelah tiga hari bersama Aprilia, rasanya seperti di rumah sendiri,” kata Martín. Hal ini memperkuat ikatan emosional antara dirinya dan tim.
Aprilia tidak menerapkan sistem pembalap utama maupun kedua, sesuatu yang dianggap sebagai kekuatan taktis.
“Tidak ada pembalap nomor satu atau dua di sini,” tegas Rivola. Strategi ini memungkinkan fleksibilitas di lintasan saat menghadapi lawan kuat seperti Ducati.
Kini, Aprilia akan masuk ke paruh musim kedua dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Target mereka bukan hanya podium, tapi juga mengganggu dominasi Ducati dan memperbesar peluang menang di beberapa seri penting musim ini.
MotoGP 2025 kembali bergairah. Kembalinya Jorge Martín bukan sekadar soal balapan, tapi tentang pembuktian bahwa ia belum habis dan Aprilia siap mengubah peta persaingan. Jika performa ini terus berkembang, kejutan besar bisa terjadi menjelang akhir musim. (Okt)