Ini Penyakit Hyundai Tucson 2017 Bekas, Jangan Dibeli Jika Begini

Hyundai tucson 2017 bekas

Hyundai Tucson generasi ketiga (TL) yang dirilis di Indonesia sejak 2016 sampai awal 2021 cukup banyak diminati.

Terutama varian tahun 2017, yang sekarang makin terjangkau di pasar mobil bekas.

Desainnya elegan, fiturnya modern, dan pilihan mesinnya cukup variatif — dari bensin hingga diesel CRDi yang bertenaga.

Tapi tunggu dulu… sebelum buru-buru bawa pulang Tucson 2017 bekas, kamu wajib tahu beberapa “penyakit” atau masalah umum yang sering muncul.

Mobil ini memang nyaman dan kelihatan mewah, tapi kalau kondisi unit bekasnya udah masuk kategori “banyak PR”, siap-siap aja tekor di bengkel.

Yuk, kita bahas penyakit Hyundai Tucson 2017 bekas dan kapan sebaiknya kamu mundur perlahan saat mengecek unitnya!

Penyakit hyundai tucson 2017

Hyundai Tucson 2017 memang menarik di mata, tapi harus jeli saat beli bekasnya.

1. AC Mati Mendadak atau Nggak Dingin

Masalah paling sering dikeluhkan pengguna Tucson 2017 adalah sistem pendingin kabin alias AC yang bermasalah.

Beberapa pengguna mengaku AC mendadak nggak dingin, atau bahkan nggak nyala sama sekali.

Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kompresor rusak, magnetic clutch aus, sampai masalah kelistrikan pada relay atau fuse.

Solusi:

Cek riwayat perbaikan AC. Kalau sering ganti kompresor atau ada bekas perbaikan kabel kelistrikan, itu bisa jadi red flag.

Lebih aman cari unit yang AC-nya masih adem dan belum pernah bongkar besar.

2. Kaki-Kaki Cepat Aus

Suspensi Tucson 2017 memang empuk, tapi juga punya kelemahan di durability.

Banyak pengguna mengeluhkan bunyi gluduk di bagian depan yang sering muncul di usia pakai 5–6 tahun.

Biasanya disebabkan oleh bushing arm, ball joint, atau stabilizer link yang mulai aus.

Solusi:

Test drive dan rasakan bunyi dari kaki-kaki saat lewat jalan bergelombang.

Kalau bunyi berisik atau mobil terasa nggak stabil, siap-siap keluar biaya tambahan buat perbaikan. Estimasinya bisa jutaan tergantung kerusakan.

3. Transmisi Matic Ngeden atau Nendang

Beberapa unit Tucson 2017 bermesin bensin 2.0L dengan transmisi otomatis 6-percepatan dilaporkan mengalami gejala “ngeden” saat akselerasi atau “nendang” saat perpindahan gigi.

Ini biasanya terjadi akibat oli transmisi yang telat diganti atau sensor TCU bermasalah.

Solusi:

Cek apakah oli transmisi rutin diganti tiap 40.000 km dan apakah ada catatan error pada sistem transmisi.

Kalau terasa jedug atau delay saat pindah gigi, sebaiknya pertimbangkan cari unit lain.

4. Diesel CRDi Bermasalah? Bisa Mahal Banget!

Varian Tucson diesel 2.0 CRDi memang bertenaga dan irit, tapi nggak bebas dari masalah. Salah satu penyakit yang sering muncul adalah EGR valve kotor, turbo lag parah, hingga injektor bermasalah karena kualitas solar yang nggak sesuai standar.

Solusi:

Kalau kamu incar Tucson CRDi, pastikan pemilik sebelumnya rutin isi Pertamina Dex atau sekelasnya.

Periksa juga apakah EGR pernah dibersihkan dan turbo dalam kondisi normal. Kalau muncul asap hitam tebal atau mesin ngempos, siap-siap keluar uang banyak.

5. Sistem Elektronik Sensitif

Hyundai Tucson generasi ini dilengkapi banyak fitur elektrik modern seperti smart key, head unit touch screen, sensor parkir, dan kamera mundur.

Tapi seiring usia, banyak fitur yang mulai ngaco karena kelistrikan kurang stabil, soket longgar, atau modul rusak.

Solusi:

Pastikan semua fitur elektronik berfungsi saat dicek. Jangan malas untuk tes semua tombol, dari AC digital, power window, kamera, sampai head unit.

Kalau banyak yang mati atau bermasalah, bisa jadi modul kelistrikan sudah mulai soak.

6. Sparepart dan Biaya Servis Lumayan

Meskipun sudah cukup banyak bengkel umum yang bisa tangani Hyundai, harga sparepart Tucson masih tergolong lebih mahal dibanding mobil Jepang di kelas yang sama.

Contohnya, harga shockbreaker bisa dua kali lipat dari kompetitor. Belum lagi part kelistrikan dan bodi yang masih harus indent di beberapa kasus.

Solusi:

Cari unit yang punya riwayat servis lengkap dan sparepart orisinal. Hindari unit bekas tabrakan atau bekas banjir karena biaya perbaikannya bisa membengkak.

7. Boros BBM Kalau Sering Macet

Varian Tucson 2.0 bensin dikenal nggak terlalu irit kalau sering dipakai stop and go di kota.

Konsumsi BBM-nya bisa tembus 7–8 km/liter kalau sering kena macet. Jadi buat kamu yang harap irit kayak LCGC, mungkin Tucson bukan pilihan yang tepat.

Solusi:

Kalau cari efisiensi, bisa pertimbangkan varian diesel. Tapi seperti yang disebut sebelumnya, perawatan diesel juga harus ekstra hati-hati.

Jadi, Kapan Harus Mundur?

Kalau kamu lagi ngincer Hyundai Tucson 2017 bekas, pastikan kamu hindari unit dengan tanda-tanda berikut:

  • AC nggak dingin atau sering mati
  • Transmisi matic ada gejala jedug
  • Kaki-kaki berisik dan nggak stabil
  • Mesin diesel keluar asap hitam pekat
  • Banyak fitur elektronik mati
  • Tidak ada buku servis atau catatan perawatan

Lebih baik keluar uang sedikit lebih banyak untuk unit yang sehat daripada tergiur harga murah tapi banyak PR.

Karena kalau udah masuk bengkel besar, dompet bisa langsung terkuras.

Hyundai Tucson 2017 memang menarik di mata, tapi harus jeli saat beli bekasnya.

Penyakit seperti AC, transmisi, kaki-kaki, dan kelistrikan bisa bikin mobil ini jadi beban, bukan solusi.

Tapi kalau kamu berhasil nemu unit yang sehat dan terawat, Tucson tetap jadi SUV kompak yang nyaman dan stylish di kelasnya.(vip)