Hindari 3 Kebiasaan Ini agar Mobilmu Tidak Alami Rem Blong di Jalan!

Hindari 3 kebiasaan ini agar mobilmu tidak alami rem blong di jalan!

Salah satu momok paling menakutkan bagi pengemudi adalah rem blong. Ketika sistem pengereman tiba-tiba tidak berfungsi saat mobil sedang melaju, risiko kecelakaan meningkat drastis.

Tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga bisa mengancam keselamatan orang lain di jalan. Sayangnya, masih banyak pengemudi yang tanpa sadar memiliki kebiasaan yang justru mempercepat kerusakan sistem rem.

Rem blong umumnya terjadi karena adanya kerusakan atau kegagalan fungsi pada sistem pengereman.

Namun, hal tersebut bisa dicegah jika pengendara lebih peduli terhadap perawatan mobil dan tidak melakukan kebiasaan buruk yang dapat merusak sistem rem.

Nah, berikut ini tiga kebiasaan yang sebaiknya dihindari agar mobilmu tidak mengalami rem blong.

Fatal! salah teknik di turunan bisa bikin rem mobil blong

Hindari 3 Kebiasaan Ini agar Mobilmu Tidak Alami Rem Blong di Jalan!

1. Menginjak Rem Terlalu Sering dan Terlalu Lama di Jalan Menurun

Salah satu penyebab utama rem blong adalah overheat atau panas berlebihan pada sistem pengereman. Ini sering terjadi ketika pengemudi menginjak rem terus-menerus saat melintasi jalan menurun.

Kebiasaan ini membuat kampas rem dan cakram menjadi sangat panas, sehingga menyebabkan oli rem (brake fluid) mendidih dan menghasilkan gelembung udara dalam sistem hidrolik.

Akibatnya, tekanan rem menurun dan rem menjadi blong.

Solusi: Gunakan engine brake. Saat melintasi jalanan menurun, gunakan gigi rendah (misalnya gigi 2 atau L pada transmisi otomatis) agar laju kendaraan tertahan oleh mesin.

Engine brake membantu mengurangi kecepatan tanpa mengandalkan rem sepenuhnya. Gunakan rem hanya sesekali dan secara bertahap untuk menjaga suhu sistem pengereman tetap stabil.

2. Jarang Mengecek Kondisi Minyak Rem dan Kampas Rem

Minyak rem dan kampas rem adalah komponen vital dalam sistem pengereman. Sayangnya, banyak pemilik mobil yang tidak rutin memeriksa kualitas dan volume minyak rem.

Padahal, minyak rem bisa menyerap uap air dari udara seiring waktu, sehingga mengurangi titik didihnya dan membuatnya lebih mudah mendidih saat sistem pengereman bekerja keras. Hal ini bisa menyebabkan rem kehilangan tekanan, alias blong.

Sementara itu, kampas rem yang sudah aus juga menjadi ancaman.

Jika kampas rem terlalu tipis, gesekan antara besi pada kaliper dan cakram bisa terjadi, menimbulkan panas berlebih dan merusak sistem pengereman secara menyeluruh.

Solusi: Lakukan servis rutin. Periksa minyak rem setiap 10.000 km atau sesuai anjuran pabrikan. Jika minyak rem terlihat keruh atau volumenya berkurang drastis, segera ganti atau tambahkan.

Periksa juga ketebalan kampas rem setiap kali servis berkala. Jangan tunggu sampai terdengar suara berdecit—itu pertanda kampas rem sudah sangat aus!

3. Suka Mengemudi Ugal-ugalan dan Sering Menginjak Rem Mendadak

Kebiasaan mengemudi agresif seperti sering memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi lalu mengerem mendadak tidak hanya berbahaya, tetapi juga mempercepat keausan sistem rem.

Gaya mengemudi seperti ini membuat sistem pengereman bekerja lebih keras dari seharusnya. Akibatnya, suhu rem cepat naik dan dapat menyebabkan kerusakan pada kampas, cakram, hingga sistem hidrolik rem.

Selain itu, pengereman mendadak bisa menyebabkan permukaan kampas rem menjadi tidak rata (glazing), yang membuat rem kehilangan daya cengkeram. Jika ini terus dibiarkan, risiko rem blong di jalan akan semakin besar.

Solusi: Berkendara secara halus dan terencana. Antisipasi kondisi lalu lintas dari jauh dan hindari kecepatan tinggi di jalanan yang ramai.

Gunakan teknik pengereman bertahap atau progressive braking agar sistem rem tidak kaget dan lebih awet. Ingat, keselamatan selalu lebih penting daripada kecepatan.

Tanda-Tanda Rem Mobil Bermasalah

Sebelum rem blong benar-benar terjadi, biasanya sistem pengereman akan menunjukkan tanda-tanda yang bisa kamu rasakan saat mengemudi. Berikut beberapa gejalanya:

  • Pedal rem terasa lembek saat diinjak atau harus ditekan sangat dalam baru terasa menggigit.
  • Mobil bergetar saat mengerem, biasanya disebabkan oleh cakram yang sudah tidak rata.
  • Suara berdecit atau berderit saat mengerem, pertanda kampas rem mulai menipis.
  • Mobil cenderung menarik ke satu sisi saat direm, menunjukkan ada ketidakseimbangan tekanan atau keausan pada salah satu sisi rem.

Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas, sebaiknya segera bawa mobil ke bengkel untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perawatan Sistem Rem yang Disarankan

Agar sistem rem tetap prima dan tidak mengalami kegagalan di jalan, berikut beberapa tips perawatan rutin yang perlu kamu lakukan:

  • Ganti minyak rem setiap 2 tahun atau sesuai dengan buku manual kendaraan.
  • Periksa ketebalan kampas rem setiap 10.000–20.000 km.
  • Jangan menunda penggantian cakram rem jika sudah bergelombang atau aus.
  • Gunakan komponen rem asli atau berkualitas tinggi agar kinerja tetap optimal.
  • Jaga tekanan angin ban tetap ideal, karena tekanan ban juga berpengaruh pada efektivitas pengereman.

Keselamatan berkendara bukan hanya bergantung pada kemampuan pengemudi, tetapi juga pada kondisi kendaraan, terutama sistem rem.

Rem blong bisa dicegah jika kita menghindari kebiasaan buruk seperti sering menekan rem di jalan turunan, jarang mengecek komponen rem, dan mengemudi secara agresif.

Mulailah lebih peduli terhadap kondisi rem mobilmu. Ingat, satu detik bisa menentukan hidup atau mati di jalan raya.

Lebih baik mencegah daripada menyesal kemudian. Jadi, hindari tiga kebiasaan di atas dan jaga sistem rem agar selalu dalam kondisi prima!(taa)