Categories: Mobil

Harga BYD Atto 1 Rp 195 Jutaan, Pedagang Mobil Bekas Mulai Panik

UPDATEOTOMOTIF.COM - Kehadiran BYD Atto 1 di pasar otomotif Indonesia memicu kegelisahan di kalangan pedagang mobil bekas. Dengan banderol mulai Rp 195 juta on the road Jakarta, mobil listrik terbaru ini dianggap terlalu murah untuk kelasnya.

Tak heran jika dampaknya langsung terasa di sentra penjualan mobil bekas seperti WTC Mangga Dua, Jakarta Utara.

Padahal, model ini bukan sekadar kendaraan listrik biasa. Desainnya yang kompak bergaya city car ditambah spesifikasi yang menarik membuat banyak calon pembeli mulai melirik opsi baru ini, dibandingkan harus membeli mobil bekas dengan harga tak jauh berbeda.

Kehadiran BYD Atto 1 bukan cuma mengancam pasar LCGC dan kendaraan listrik entry level, tapi juga merangsek langsung ke segmen mobil bekas.

“Agak khawatir sih dengan adanya mobil-mobil baru yang menawarkan harga murah dan fitur yang didapat tergolong komplit. Misal harganya Rp 200 jutaan, itu sudah dapat mobil baru dan fiturnya sudah mendekati harga Rp 200 juta ke atas, itu yang bikin kita jadi kurang dilirik,” ungkap Emi, salah satu pedagang mobil bekas di WTC Mangga Dua, dikutip pada Senin (28/7).

Emi menyebutkan bahwa pameran otomotif GIIAS 2025 yang baru saja dimulai menjadi indikator awal. Ia masih ingin melihat seperti apa respons masyarakat terhadap model-model baru, termasuk BYD Atto 1.

Namun, jika antusiasmenya meningkat dalam beberapa hari ke depan, ia mengaku bakal semakin was-was menghadapi situasi pasar.

“Tapi ya kita lihat dulu ya animonya. Kan GIIAS masih hari pertama, nanti kalau sudah beberapa hari, sudah terlihat bagaimana animonya. Kalau ramai, ya kita khawatir,” tambahnya.

Keresahan serupa juga dirasakan oleh Roy, pedagang mobil bekas lainnya yang turut memantau perkembangan di lapangan.

Menurut Roy, harga BYD Atto 1 yang berada di kisaran Rp 150 juta hingga Rp 200 juta menjadi ancaman serius karena menawarkan fitur yang biasanya hanya ada di mobil seharga Rp 300 juta ke atas.

“Ada kekhawatiran ya, karena kalau harganya Rp 150 juta hingga Rp 200 juta, tapi dapat fitur yang ada di mobil seharga Rp 300 juta ke atas, ya bagaimana orang tidak tertarik?” ujar Roy.

Meski begitu, Roy menekankan bahwa faktor merek tetap menjadi pertimbangan penting bagi konsumen di Indonesia.

Nama besar sebuah brand serta kemudahan dalam mendapatkan suku cadang menjadi nilai tambah yang belum tentu dimiliki oleh pemain baru seperti BYD, meski sudah lama eksis secara global.

“Konsumen biasanya membeli mobil tergantung seberapa mudah mencari suku cadang, ya intinya sudah punya nama lah, brand-nya sudah dikenal banyak orang. Jadi yang kami khawatirkan yaitu pemain lama, tapi berani pasang harga murah,” jelas Roy.

BYD Atto 1 sendiri hadir dalam dua varian berbeda. Pertama adalah varian Dynamic dengan harga Rp 195 juta. Sedangkan varian kedua adalah Premium, yang ditawarkan dengan selisih harga sekitar Rp 40 juta lebih tinggi.

Keduanya sama-sama berstatus on the road Jakarta dan membawa fitur yang cukup impresif untuk segmennya.

Pada varian Dynamic, BYD Atto 1 dibekali baterai Blade berkapasitas 30,08 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 300 kilometer dalam sekali pengisian.

Sementara varian Premium membawa kapasitas baterai lebih besar, yakni 38,88 kWh, dengan daya jelajah maksimal mencapai 380 kilometer. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen urban yang mencari efisiensi dan jangkauan dalam satu paket.

Dari sisi performa, mobil ini mengandalkan motor listrik yang menghasilkan tenaga sebesar 75 kW dengan torsi puncak 135 Nm. Kecepatan maksimalnya mencapai 120 km/jam.

Tak hanya itu, kemampuan akselerasinya dari posisi diam hingga kecepatan 50 km/jam hanya membutuhkan waktu 4,9 detik. Performa ini jelas cukup impresif untuk ukuran mobil listrik di bawah Rp 200 juta.

Harga yang kompetitif dan fitur mumpuni membuat BYD Atto 1 menjadi ancaman nyata, tak hanya untuk mobil bekas, tetapi juga untuk sejumlah merek mapan yang sudah lebih dulu bermain di segmen mobil listrik maupun LCGC.

Dengan tren pergeseran ke kendaraan ramah lingkungan, kehadiran model seperti Atto 1 bisa jadi awal dari pergeseran selera pasar secara lebih luas.

Seiring meningkatnya adopsi mobil listrik di Indonesia dan dorongan pemerintah terhadap penggunaan kendaraan rendah emisi, keberadaan mobil seperti BYD Atto 1 dapat mempercepat transisi tersebut.

Pedagang mobil bekas kini tidak hanya bersaing sesama pemain lama, tetapi juga harus menghadapi tantangan dari segmen mobil baru yang semakin terjangkau secara harga namun tinggi secara teknologi.(amp)