Estimasi Biaya Asuransi Mobil Listrik di Garda Oto
UPDATEOTOMOTIF.COM - Insiden terbakarnya mobil listrik BYD Seal di kawasan Jakarta Barat pada Selasa (13/5/2025) menjadi pengingat serius bahwa perlindungan terhadap kendaraan, terutama mobil listrik, sangatlah penting.
Mobil listrik jenis BEV (battery electric vehicle) mengandalkan baterai sebagai komponen utama penggeraknya, dan apabila terjadi kerusakan, biaya penggantian baterai menjadi komponen paling mahal dalam struktur perbaikan.
Laurentius Iwan Pranoto selaku Head of PR Marcomm dan Event Asuransi Astra menyampaikan bahwa Garda Oto saat ini sudah mencakup perlindungan untuk kendaraan listrik. Menariknya, besaran tarif premi yang dikenakan setara dengan premi mobil bermesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE).
“Garda Oto cover semua mobil, termasuk mobil listrik. Rate-nya mengikuti standar mobil combustion,” ujar Iwan kepada Kompas.com pada 14 Mei 2025.
Salah satu contoh mobil listrik yang kini banyak beredar di masyarakat adalah Wuling Air EV. Mobil ini dikenal dengan harga yang relatif terjangkau dan pilihan varian yang beragam.
Per Maret 2025, harga on the road (OTR) Wuling Air EV di Jakarta untuk varian Lite dengan jarak tempuh 200 km berada di angka Rp 184 juta. Sedangkan varian Lite dengan kapasitas 300 km dihargai sekitar Rp 195 juta. Sementara varian tertingginya, Pro, memiliki banderol sekitar Rp 252 juta dengan jarak tempuh mencapai 300 km.
Mengacu pada regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), besaran tarif premi asuransi mobil ditentukan berdasarkan dua faktor utama: nilai kendaraan dan wilayah tempat tinggal pemilik. Wilayah Jakarta sendiri tergolong dalam Wilayah 2 berdasarkan pembagian zona OJK.
Untuk wilayah tersebut, tarif asuransi komprehensif atau All Risk untuk mobil dengan nilai Rp 125 juta sampai Rp 200 juta berkisar antara 2,67 persen hingga 2,94 persen. Sementara mobil dengan nilai antara Rp 200 juta hingga Rp 400 juta dikenai tarif antara 2,25 persen hingga 2,47 persen per tahun.
Di sisi lain, premi untuk asuransi jenis Total Loss Only (TLO) juga berbeda-beda, yakni berkisar 0,41 persen sampai 0,46 persen untuk kendaraan seharga Rp 125–200 juta, dan 0,29 persen hingga 0,35 persen untuk kendaraan bernilai Rp 200–400 juta.
Bila dihitung dari kisaran tersebut, maka estimasi premi All Risk untuk Wuling Air EV varian Lite yang memiliki harga Rp 184 juta sampai Rp 195 juta, diperkirakan berkisar antara Rp 4,9 juta hingga Rp 5,7 juta per tahun.
Untuk varian Pro yang dijual dengan harga Rp 252 juta, premi All Risk-nya diperkirakan berada di rentang Rp 5,6 juta hingga Rp 6,2 juta per tahun.
Sementara itu, untuk asuransi TLO, premi tahunan varian Lite diprediksi berkisar antara Rp 750.000 hingga Rp 900.000. Sedangkan untuk varian Pro, nilai preminya sedikit lebih rendah, yaitu sekitar Rp 730.000 hingga Rp 880.000 per tahun.
Jenis perlindungan asuransi yang dipilih sangat tergantung pada preferensi dan kebutuhan pemilik kendaraan. Apabila pengguna menginginkan perlindungan menyeluruh dari berbagai jenis risiko, mulai dari lecet ringan hingga tabrakan berat, maka asuransi All Risk menjadi pilihan paling ideal.
Namun jika hanya fokus pada risiko kerusakan besar atau kehilangan total akibat pencurian atau kecelakaan berat, maka TLO sudah cukup memadai.
Meski begitu, penting untuk dicatat bahwa tarif premi bisa sedikit berbeda tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan asuransi. Selain itu, adanya tambahan jaminan atau perluasan perlindungan seperti risiko banjir, kerusuhan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, juga dapat memengaruhi besarnya nilai premi yang harus dibayar.
Di tengah tren pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia, perlindungan asuransi menjadi komponen penting yang tidak boleh diabaikan. Selain untuk memberikan rasa aman, asuransi juga mampu melindungi dari potensi biaya besar akibat kerusakan atau insiden tak terduga.
Dengan harga kendaraan listrik yang relatif mahal untuk sebagian kalangan, keberadaan asuransi menjadi bentuk antisipasi logis. Terlebih, infrastruktur dan pemahaman masyarakat soal penanganan darurat mobil listrik belum sepenuhnya merata.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik mobil listrik untuk bijak memilih jenis asuransi yang sesuai kebutuhan, dan tidak tergoda hanya karena premi murah.
Investasi pada premi asuransi memang tidak terlihat langsung manfaatnya, tapi akan sangat berarti ketika terjadi risiko yang menimbulkan kerugian besar. Dalam konteks ini, premi tahunan sebesar lima sampai enam juta rupiah tentu jauh lebih ringan dibanding biaya perbaikan baterai atau unit pengganti yang bisa mencapai puluhan juta rupiah.(amp)