Durasi Ideal Memanaskan Mobil Diesel agar Irit BBM dan Mesin Awet
UPDATEOTOMOTIF.COM - Mobil bermesin diesel kerap mendapat perlakuan berbeda dalam hal perawatan harian jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin.
Salah satu kebiasaan yang masih sering dipertanyakan pemilik mobil adalah: berapa lama durasi ideal memanaskan mobil diesel sebelum digunakan berkendara?
Sebagai informasi dasar, sistem pembakaran pada mobil diesel memang tidak menggunakan busi layaknya mesin bensin. Untuk menggantikannya, mesin diesel dibekali dengan perangkat yang disebut glow plug, atau sering juga dikenal sebagai busi pijar.
Glow plug berfungsi penting dalam proses awal pembakaran karena mampu mengubah arus listrik dari baterai menjadi panas, lalu meningkatkan suhu dan tekanan dalam ruang bakar mesin agar bahan bakar solar lebih mudah terbakar.
Dengan sistem tekanan kompresi tinggi yang menjadi ciri khas mesin diesel, suplai bahan bakar yang keluar dari nozzle akan dikabutkan dan terbakar lebih cepat jika suhu di ruang bakar sudah cukup tinggi.
Maka dari itu, proses pemanasan mesin (warming up) tetap diperlukan, namun dengan durasi yang tidak selama yang selama ini diyakini banyak orang.
“Lima menit saja sudah cukup, kadang satu menit juga tidak apa-apa,” kata Esa, pemilik Bengkel Denso Esa Diesel.
Menurut Esa, teknologi mesin diesel masa kini tidak lagi menuntut waktu pemanasan yang terlalu lama karena sebagian besar kendaraan telah dibekali sistem elektronik dan sensor yang bekerja cepat menyesuaikan suhu ideal mesin.
Ia menambahkan, memanaskan mesin terlalu lama sebenarnya tidak memberikan manfaat tambahan yang signifikan, malah bisa menimbulkan dampak negatif terhadap konsumsi bahan bakar harian.
“Kalau dipanaskan kelamaan, bahan bakar jadi boros,” jelasnya.
Hal ini tentu menjadi perhatian khusus bagi pemilik kendaraan diesel yang ingin tetap efisien dalam pemakaian solar, terutama di tengah fluktuasi harga BBM saat ini.
Senada dengan pernyataan tersebut, Didi Ahadi, Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM), juga menyampaikan bahwa mobil diesel terbaru telah dilengkapi dengan teknologi sensor tambahan.
Fitur ini memungkinkan mesin mencapai suhu kerja optimal dalam waktu yang sangat singkat, sehingga proses warming up tidak memerlukan waktu lebih dari beberapa menit.
“Kendaraan tidak perlu dipanaskan terlalu lama. Ini karena mesin diesel terbaru sudah memiliki pengaturan secara elektronik yang dapat menyesuaikan dengan kondisi mesin,” ungkap Didi.
Ia juga menekankan bahwa durasi pemanasan yang berlebihan hanya membuang energi tanpa meningkatkan performa atau perlindungan terhadap mesin secara signifikan.
Tujuan utama dari memanaskan mesin diesel adalah untuk memastikan pelumas atau oli mesin telah mengalir dan melapisi semua komponen internal, seperti piston, crankshaft, hingga bagian silinder, agar gesekan saat mesin mulai bekerja tidak menimbulkan keausan dini.
Hal ini penting demi menjaga usia pakai kendaraan dan mencegah kerusakan dini pada komponen bergerak dalam sistem mesin.
Berbeda dengan mobil bensin yang bisa langsung menyala dan berjalan, mesin diesel perlu tekanan kompresi yang lebih tinggi untuk membakar bahan bakar solar secara sempurna. Solar sendiri memiliki titik bakar yang relatif rendah dibanding bensin, sehingga proses pemampatan di dalam ruang bakar sangat berpengaruh terhadap efisiensi pembakaran.
Dengan perkembangan teknologi otomotif, khususnya pada mobil diesel yang lebih modern, proses ini kini jauh lebih singkat berkat sistem manajemen mesin berbasis elektronik.
Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan kepraktisan, tetapi juga membantu mengurangi emisi serta penggunaan bahan bakar yang tidak perlu saat kendaraan dalam kondisi diam.
Secara praktis, kebiasaan memanaskan mobil selama lebih dari 10 menit sebelum berkendara kini dianggap sebagai kebiasaan lama yang tidak lagi relevan, apalagi untuk mobil-mobil keluaran lima tahun terakhir. Waktu satu hingga lima menit dianggap cukup untuk memastikan mesin siap digunakan tanpa mengorbankan efisiensi bahan bakar.
Dengan kata lain, memahami karakteristik mesin diesel serta mengikuti rekomendasi teknisi atau produsen dapat membantu pemilik mobil menghemat biaya operasional dan menjaga performa mesin tetap optimal.
Jangan sampai kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan perkembangan teknologi malah berdampak pada borosnya konsumsi solar dan mempercepat kerusakan komponen mesin.
Pemilik mobil diesel yang masih ragu bisa berkonsultasi langsung ke bengkel resmi atau teknisi terpercaya untuk memastikan prosedur warming up yang tepat sesuai jenis dan model kendaraan yang digunakan. Sebab, pemahaman yang keliru bisa berujung pada pengeluaran tambahan yang sebenarnya bisa dihindari dengan informasi yang tepat. (amp)