Daftar Mobil dan Motor Dilarang Isi Pertalite Ini Daftarnya!
Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) telah memperketat regulasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, khususnya Pertalite.
Tujuannya jelas: memastikan subsidi energi hanya diterima oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Langkah ini dilakukan dengan cara membatasi jenis kendaraan yang diperbolehkan menggunakan Pertalite, sehingga pemilik kendaraan dengan spesifikasi menengah ke atas diwajibkan beralih ke BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Pertamax Turbo.
Pertalite merupakan BBM dengan angka oktan (RON) 90 yang disubsidi sebagian oleh pemerintah.
Subsidi ini tentu bertujuan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar tetap dapat membeli BBM dengan harga terjangkau.
Namun dalam praktiknya, banyak kendaraan bermotor mewah atau berkinerja tinggi justru ikut menikmati BBM bersubsidi ini, sehingga subsidi menjadi tidak tepat sasaran.
Untuk menghindari pemborosan anggaran dan mendorong efisiensi, pemerintah memutuskan untuk melarang sejumlah kendaraan, baik motor maupun mobil, mengisi Pertalite.
Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya pengurangan emisi dan perlindungan lingkungan, karena kendaraan dengan mesin berperforma tinggi sebenarnya lebih cocok menggunakan BBM beroktan tinggi.
Sepeda Motor yang Tidak Boleh Mengisi Pertalite
Daftar motor yang dilarang menggunakan Pertalite umumnya terdiri dari motor dengan kapasitas mesin besar, performa tinggi, dan harga jual yang cukup mahal. Berikut ini daftar lengkapnya:
Yamaha:
Honda:
Suzuki:
Kawasaki:
Motor-motor ini masuk ke dalam kategori menengah hingga premium, sehingga dianggap tidak layak lagi menerima subsidi BBM.
Selain itu, spesifikasi mesin mereka menuntut bahan bakar dengan RON tinggi agar performa tetap optimal dan mesin lebih awet.
Untuk kendaraan roda empat, pemerintah menerapkan pembatasan berdasarkan kapasitas mesin. Mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.400 cc tidak diperbolehkan lagi mengisi Pertalite.
Beberapa model seperti Toyota Innova, Fortuner, Honda HR-V 1.5 turbo, hingga mobil sport dan SUV kelas atas otomatis harus menggunakan BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Pertamax Turbo.
Namun, bukan berarti semua mobil kecil masih bebas menggunakan Pertalite. Beberapa mobil tetap diperbolehkan mengisi Pertalite karena memiliki mesin kecil dan dinilai layak mendapatkan subsidi.
Berikut ini adalah daftar mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.400 cc yang masih diperbolehkan menggunakan Pertalite:
Toyota:
Daihatsu:
Suzuki:
Honda:
Kia:
Wuling:
Nissan:
Mercedes-Benz:
DFSK:
Peugeot:
Volkswagen:
Tata:
Renault:
Audi:
Mobil-mobil di atas masih diperbolehkan membeli Pertalite karena memiliki kapasitas mesin kecil dan umumnya digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah.
Meski begitu, ke depan, penggunaan aplikasi MyPertamina dan verifikasi data kendaraan akan terus diperluas untuk memastikan subsidi benar-benar sampai ke target.
Menurut data dari Pertamina, konsumsi Pertalite selama masa Idulfitri diperkirakan meningkat sebesar 11,7%, sedangkan konsumsi Pertamax naik 11,2%.
Peningkatan ini mencerminkan lonjakan aktivitas mudik dan liburan masyarakat yang memicu tingginya kebutuhan BBM.
Dengan adanya regulasi baru, pemerintah berharap distribusi BBM bersubsidi lebih terkendali.
Kendaraan mewah atau sport diharapkan segera beralih ke BBM yang lebih sesuai dengan spesifikasi mesin mereka, seperti Pertamax RON 92, Pertamax Turbo RON 98, atau BBM ramah lingkungan lainnya.
Kebijakan pembatasan penggunaan Pertalite membawa beberapa manfaat penting:
Kebijakan pelarangan penggunaan Pertalite untuk kendaraan tertentu merupakan langkah strategis dalam menjaga ketepatan sasaran subsidi BBM dan mendukung perlindungan lingkungan.
Bagi pemilik kendaraan, penting untuk mengecek apakah motor atau mobil mereka termasuk dalam kategori yang tidak lagi diperbolehkan mengisi Pertalite.
Dengan menggunakan BBM yang sesuai spesifikasi mesin, tidak hanya kita membantu pemerintah menyalurkan subsidi secara adil, tetapi juga turut menjaga kinerja mesin, efisiensi konsumsi bahan bakar, dan kesehatan lingkungan.
Ayo, gunakan BBM secara bijak! Dukungan kita terhadap kebijakan ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.(taa)