Ciri-Ciri Mobil Pernah Turun Mesin, No.2 Sering Terlewatkan!
Saat membeli mobil bekas, salah satu hal yang perlu diperhatikan dengan serius adalah riwayat mesin kendaraan tersebut. Salah satu kondisi yang patut diwaspadai adalah apakah mobil tersebut pernah mengalami turun mesin.
Meski tidak selalu berarti buruk, mobil yang sudah pernah turun mesin bisa menandakan adanya kerusakan besar sebelumnya.
Masalahnya, tidak semua pemilik atau penjual mobil akan mengungkap kondisi ini secara jujur.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri mobil yang pernah turun mesin. Apalagi, beberapa tanda seringkali diabaikan—terutama poin nomor dua yang akan kita bahas berikut ini.
Berikut adalah ciri-ciri mobil yang pernah mengalami turun mesin, lengkap dengan penjelasannya:
Salah satu tanda paling jelas dari mobil yang pernah turun mesin adalah suara mesin yang kasar atau tidak stabil. Saat mesin dinyalakan, suara seharusnya terdengar halus dan stabil, terutama pada mobil bensin.
Jika terdengar suara kasar, getaran berlebih, atau bunyi seperti logam bergesekan, bisa jadi ada komponen mesin yang tidak terpasang sempurna atau kualitas perbaikannya kurang maksimal setelah turun mesin.
Sering terlewatkan! Mobil yang Sudah Pernah Turun Mesin Biasanya Memakai Baut-Baut Tidak Lagi Ori Pabrik Lagi
Ini adalah ciri yang paling sering terlewatkan oleh pembeli awam. Coba perhatikan bagian mesin, terutama pada baut-baut penutup kepala silinder, baut intake manifold, dan sekitarnya.
Jika terlihat bekas-bekas lecet, goresan, atau warna baut yang tidak seragam, itu bisa menjadi tanda bahwa bagian tersebut pernah dibongkar.
Mobil yang masih orisinil dari pabrik biasanya memiliki segel atau baut dengan pola yang sama. Sedangkan jika mesin pernah turun, teknisi bengkel biasanya membuka dan mengganti beberapa baut.
Asap putih tebal dari knalpot bukan tanda baik. Hal ini menandakan adanya oli mesin yang ikut terbakar di ruang pembakaran.
Ini sering terjadi pada mobil yang mengalami kerusakan pada komponen seperti piston ring atau silinder head, yang umumnya menjadi alasan utama mesin harus turun.
Jika setelah turun mesin perbaikannya tidak maksimal, masalah ini bisa muncul kembali. Jadi, jangan abaikan kondisi knalpot saat test drive.
Mobil yang normal tidak akan kehilangan oli secara signifikan dalam waktu singkat.
Jika setelah beberapa hari digunakan volume oli turun drastis tanpa ada kebocoran yang terlihat, itu bisa menjadi pertanda bahwa oli terbakar di ruang bakar, kemungkinan karena kerusakan internal mesin.
Biasanya, ini menjadi masalah lanjutan dari turun mesin yang tidak tuntas diperbaiki.
Setelah turun mesin, idealnya performa mobil kembali seperti semula atau bahkan lebih baik jika menggunakan komponen baru.
Tapi kalau justru terasa lemot, tenaga tidak maksimal, akselerasi menurun, atau boros bahan bakar, bisa jadi perbaikannya dilakukan seadanya.
Penyebab umum lemahnya performa setelah turun mesin antara lain pemasangan piston tidak tepat, kompresi bocor, atau injektor yang tidak bersih.
Bagian blok mesin atau kepala silinder yang pernah dibuka dan dibersihkan terkadang akan tampak lebih bersih atau warnanya berbeda dibanding komponen di sekitarnya.
Ini bisa jadi petunjuk visual bahwa mesin sudah pernah dibongkar. Bandingkan warna logam pada area sekitar kepala silinder dan intake—jika tidak seragam, curigai bahwa mobil pernah turun mesin.
Lampu check engine yang sering menyala bisa menjadi tanda bahwa sistem ECU (Electronic Control Unit) mendeteksi adanya masalah pada mesin.
Ini bisa karena hasil perbaikan turun mesin tidak sinkron dengan sistem elektronik mobil. Misalnya, sensor-sensor yang tidak dipasang ulang dengan benar, atau ECU belum dikalibrasi ulang.
Jika mobil dirawat di bengkel resmi, biasanya semua pekerjaan besar seperti turun mesin akan tercatat di buku servis atau sistem komputer bengkel.
Jangan ragu untuk meminta catatan servis mobil. Jika ada keterangan “overhaul” atau “perbaikan komponen dalam mesin”, kemungkinan besar mobil tersebut pernah turun mesin.
Mobil yang sehat akan terasa stabil saat dalam keadaan idle (diam).
Jika mobil terasa bergetar lebih dari biasanya saat tidak digas, hal ini bisa menandakan adanya masalah pada engine mounting atau setelan mesin setelah turun mesin tidak akurat.
Terakhir, jika sebuah mobil dijual jauh di bawah harga pasar dan tidak ada penjelasan logis seperti kondisi bodi, usia kendaraan, atau pajak mati, maka besar kemungkinan ada masalah besar di balik kap mesin.
Turun mesin bisa menjadi salah satu penyebab mengapa mobil dijual murah.
Mobil yang pernah turun mesin bukan berarti selalu buruk, asalkan perbaikannya dilakukan dengan standar tinggi dan komponen berkualitas.
Namun sebagai calon pembeli, kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan mesin pernah dibongkar, terutama jika mobil dijual oleh perorangan tanpa riwayat servis yang lengkap.
Cek bagian baut, suara mesin, performa, dan pastikan tidak ada asap putih dari knalpot. Jangan ragu membawa teknisi atau melakukan pengecekan di bengkel terpercaya sebelum memutuskan untuk membeli.
Ingat, No.2 tadi—yaitu kondisi baut mesin—sering dianggap sepele, tapi bisa menjadi petunjuk kuat apakah mobil pernah dibongkar.
Semakin detail kita mengamati, semakin kecil risiko membeli mobil bekas dengan kondisi tersembunyi.(taa)