Categories: Mobil

Cicilan Ferrari 458 Bekas Bikin Kaget! Setara Harga Satu Unit Daihatsu Ayla Terbaru

UPDATEOTOMOTIF.COM - Membeli mobil sport mewah seperti Ferrari 458 Italia memang menjadi impian bagi sebagian orang yang mengutamakan prestise dan performa. Namun, bagi banyak orang, nominal cicilan bulanannya justru menjadi kejutan besar yang tak kalah heboh dari harga beli mobil itu sendiri.

Sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @mobilmantap menunjukkan rincian harga dan skema cicilan dari sebuah unit Ferrari 458 Italia bekas tahun 2013. Meski kondisinya tidak baru, harga dan cicilannya tetap berada di level fantastis yang sulit dijangkau kebanyakan orang.

Dalam video tersebut dijelaskan bahwa mobil sport asal Italia itu dijual dengan harga Rp4,9 miliar. Untuk skema pembayaran kredit dengan tenor lima tahun, konsumen harus membayar uang muka Rp1,1 miliar.

“Ferrari 458 tahun 2013, uang muka Rp1,1 miliar, angsuran Rp140 juta per bulan selama lima tahun,” kata pengunggah dalam narasi videonya.

Nominal angsuran bulanannya tercatat sebesar Rp140 juta. Jika dikalikan selama masa tenor lima tahun, total pembayaran kredit bisa melebihi Rp9 miliar, hampir dua kali lipat dari harga beli cash-nya.

Perbandingan ini makin menarik jika dikaitkan dengan harga mobil LCGC seperti Daihatsu Ayla terbaru. Saat ini, Daihatsu Ayla dibanderol di kisaran Rp135 juta hingga Rp180 juta tergantung tipe dan wilayah.

Artinya, satu kali cicilan Ferrari bekas sudah cukup untuk membeli satu unit Ayla baru secara tunai. Bahkan masih tersisa uang puluhan juta yang bisa digunakan untuk kebutuhan lain seperti pajak, asuransi, atau perlengkapan berkendara.

Fenomena ini langsung menyita perhatian publik dan menjadi bahan diskusi hangat di kalangan netizen. Banyak yang tak habis pikir bagaimana sebuah mobil yang sudah berumur lebih dari 10 tahun tetap memiliki nilai cicilan yang luar biasa tinggi.

“Ini bukan cicilan mobil, ini cicilan rumah mewah,” komentar salah satu warganet yang merasa heran melihat nominal cicilan tersebut.

Ferrari 458 Italia memang bukan mobil biasa. Diperkenalkan pertama kali pada 2009, mobil ini dibekali mesin V8 4.5L naturally aspirated yang mampu menghasilkan performa luar biasa dan suara raungan khas mobil balap.

Walau sudah termasuk mobil keluaran lama, tampilan desainnya masih terlihat segar dan tidak terlihat usang. Inilah yang menjadi alasan para kolektor dan pecinta otomotif masih tertarik memiliki unit bekasnya, meski banderol harganya hampir setara dengan harga barunya saat pertama diluncurkan.

Selain performa dan tampilan, status sosial yang melekat pada merek Ferrari membuat mobil ini tetap memiliki daya tarik tinggi. Tidak hanya di jalan raya, tapi juga sebagai simbol eksklusivitas di komunitas otomotif kelas atas.

Namun di balik gengsi tersebut, beban finansialnya tidak bisa dianggap remeh. Di luar cicilan bulanan yang menyentuh angka Rp140 juta, pemilik juga dibebani berbagai biaya operasional lain seperti servis berkala, pajak kendaraan bernilai tinggi, serta asuransi dengan premi yang tidak sedikit.

Sebagian orang mungkin melihat hal ini sebagai bentuk investasi gaya hidup. Tapi bagi yang belum siap secara finansial, memilih kendaraan seperti Ferrari bisa menjadi bumerang jika tidak dihitung matang-matang sejak awal.

“Yang penting bisa bergaya dulu, urusan cicilan nanti,” tulis pengunggah video menambahkan sindiran halus di akhir konten TikTok-nya.

Pernyataan tersebut menuai beragam tanggapan dari warganet, ada yang menilainya sebagai candaan ringan, namun tak sedikit pula yang merasa prihatin terhadap pola hidup konsumtif yang ditunjukkan. Apalagi, cicilan Rp140 juta per bulan bukanlah angka yang bisa ditanggung dengan penghasilan rata-rata masyarakat.

Perbandingan antara Ferrari bekas dan mobil baru seperti Daihatsu Ayla memberi gambaran ekstrem tentang kontras antara keinginan dan kemampuan. Satu sisi adalah mobil dengan biaya rendah, efisien, dan cocok untuk kebutuhan harian. Sementara sisi lain adalah kendaraan impian dengan beban finansial luar biasa.

Bagi sebagian besar masyarakat, membeli Ayla baru secara tunai tentu jauh lebih masuk akal daripada mengangsur Ferrari dengan cicilan selangit. Tapi bagi sebagian kecil yang punya dana dan niat, Ferrari tetap menjadi lambang keberhasilan yang pantas dikejar.

Membeli Ferrari 458 Italia bukan sekadar soal menyetir, tapi tentang komitmen pada gaya hidup yang mahal dan penuh tanggung jawab. Keputusan ini harus dipertimbangkan secara matang karena menyangkut pengeluaran besar dalam jangka waktu panjang. (Okt)