UPDATEOTOMOTIF.COM - Di tengah upaya Xiaomi merambah pasar mobil pintar, pernyataan mengejutkan datang dari CEO mereka, Lei Jun. Ia secara terbuka mengakui bahwa teknologi mobil otonom milik Tesla masih lebih unggul dibandingkan para pesaingnya, termasuk Xiaomi sendiri.
“Tesla saat ini masih menjadi pemimpin dalam hal teknologi mobil otonom,” ungkap Lei Jun dalam sesi tanya jawab bersama para pengguna.
Pernyataan ini menjadi sorotan karena menunjukkan sikap realistis dari pemimpin salah satu raksasa teknologi asal Tiongkok. Di saat banyak perusahaan berlomba-lomba menyatakan diri sebagai yang terbaik, Lei Jun justru mengakui keunggulan lawan.
Tesla memang sudah lebih dulu mengembangkan sistem Autopilot dan Full Self-Driving (FSD) secara masif. Dengan jaringan kendaraan yang tersebar luas, perusahaan besutan Elon Musk itu mengumpulkan data dalam jumlah besar untuk terus menyempurnakan sistem otonomnya.
Sementara itu, Xiaomi masih dalam tahap awal mengembangkan fitur serupa lewat lini kendaraan listrik mereka, SU7. Lei Jun menyadari bahwa jarak Xiaomi dengan Tesla dalam hal teknologi masih cukup jauh.
Namun, ia juga menegaskan bahwa Xiaomi tidak akan tinggal diam dan akan terus mengejar ketertinggalan tersebut. Menurutnya, Xiaomi memiliki kemampuan dan sumber daya untuk berkembang cepat.
“Kami masih punya jarak yang cukup jauh. Tapi kami sangat percaya diri bisa mengejar dengan cepat,” ujar Lei Jun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Xiaomi telah menginvestasikan dana besar untuk riset dan pengembangan kendaraan listrik serta teknologi otonom. Fokus mereka bukan hanya pada desain dan performa, tetapi juga pada sistem kecerdasan buatan yang menjadi inti dari mobil otonom.
Lei Jun turut menegaskan bahwa Xiaomi sepenuhnya berkomitmen dalam mengembangkan mobil listrik otonom yang cerdas, aman, dan berfungsi secara maksimal. Bukan sekadar gaya, melainkan inovasi yang memberi dampak nyata bagi pengalaman berkendara pengguna.
Ia menyadari bahwa tantangan dalam mengembangkan teknologi mobil otonom sangat kompleks. Mulai dari peta digital real-time, sistem sensor, hingga keamanan berbasis AI harus dikembangkan dengan sangat presisi.
Di sisi lain, Tesla telah membuktikan kematangan teknologinya di berbagai wilayah dunia. Berkat pembaruan perangkat lunak yang dilakukan secara over-the-air, sistem FSD Tesla terus berkembang dan menjadi semakin canggih dari waktu ke waktu.
Inilah yang membuat Lei Jun tidak segan memberikan apresiasi terhadap pencapaian Tesla. Ia menyebut bahwa Xiaomi bisa belajar dari keberhasilan tersebut untuk menciptakan sistem yang setara atau bahkan lebih baik di masa mendatang.
Langkah Lei Jun mengakui keunggulan Tesla juga mendapat tanggapan positif dari komunitas otomotif. Banyak yang menilai bahwa hal ini mencerminkan etika persaingan yang sehat dan terbuka terhadap kenyataan.
Xiaomi pun memiliki visi jangka panjang untuk terlibat secara serius dalam industri mobil otonom. Mereka menargetkan tidak hanya bersaing secara lokal di Tiongkok, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
Menurut Lei Jun, dunia otomotif masa depan akan didominasi oleh kendaraan yang terhubung secara cerdas, ramah lingkungan, dan mampu mengemudi sendiri dengan aman. Xiaomi ingin menjadi bagian dari perubahan besar ini.
Meskipun belum setara dengan Tesla saat ini, Xiaomi tetap yakin dengan kemampuan tim dan teknologinya. Mereka akan terus mempercepat pengembangan untuk menghadirkan solusi mobilitas yang inovatif.
“Tesla memang lebih unggul untuk saat ini, tetapi kami akan terus berusaha mengejarnya,” ujar Lei Jun dengan yakin.
Sebagai perusahaan teknologi, Xiaomi membawa pendekatan berbeda dalam pengembangan mobil. Mereka mengintegrasikan ekosistem digital yang sudah dikenal luas ke dalam pengalaman berkendara.
Hal ini diyakini bisa menjadi keunggulan tersendiri dalam membentuk loyalitas pengguna. Apalagi Xiaomi dikenal sebagai brand dengan nilai harga dan fitur yang sangat kompetitif. (dda)