Mobil matik juga bisa engine brake, lho! Begini caranya biar tetap aman
Buat kamu pengguna mobil matik, pernah nggak sih merasa bingung saat harus melewati jalanan menurun yang panjang dan curam?
Kalau di mobil manual kita biasa menurunkan gigi untuk menahan laju kendaraan—alias pakai engine brake—bagaimana dengan mobil matik yang nggak punya kopling dan gigi bisa pindah otomatis?
Nah, ternyata mobil matik juga bisa melakukan engine brake, lho! Tapi ada cara khusus dan nggak boleh asal pindah tuas.
Salah-salah malah bikin transmisi cepat rusak atau membahayakan saat berkendara.
Makanya penting banget buat tahu cara engine brake yang benar di mobil matik, terutama saat lewat turunan agar tetap aman, rem nggak cepat panas, dan transmisi tetap awet.
Lewat turunan? Gunakan engine brake agar rem nggak cepat panas!
Saat melewati jalan menurun, mobil akan secara alami terdorong oleh gravitasi. Kalau kamu hanya mengandalkan rem, sistem pengereman bisa cepat panas dan mengalami penurunan performa—bahkan rem bisa blong kalau terlalu lama ditekan terus-menerus.
Engine brake membantu menahan laju kendaraan dengan memanfaatkan putaran mesin.
Artinya, beban pengereman dibagi antara rem dan mesin, sehingga rem tidak bekerja terlalu keras.
Di mobil manual, engine brake tinggal turunkan gigi. Tapi di mobil matik, caranya sedikit berbeda.
Sebelum masuk ke caranya, kamu perlu tahu dulu jenis transmisi otomatis yang digunakan mobilmu. Secara umum, ada tiga tipe:
Ketiga tipe ini sama-sama bisa digunakan untuk engine brake, hanya saja pendekatannya berbeda.
Untuk mobil dengan transmisi AT konvensional, kamu bisa memindahkan tuas dari posisi D (Drive) ke 2 atau L (Low).
Posisi ini membatasi gigi agar tidak naik ke gigi lebih tinggi, sehingga mesin akan tetap berada di putaran yang cukup tinggi untuk menahan laju mobil.
Pindahkan tuas ini saat mobil masih melaju pelan (sekitar 30–40 km/jam). Jangan pindah secara mendadak dari kecepatan tinggi karena bisa bikin mesin dan transmisi kaget.
Kalau mobil kamu punya mode manual (dengan tanda +/- di tuas atau paddle shift di setir), kamu bisa menurunkan gigi manual seperti di mobil manual.
Misalnya kamu sedang di posisi D, cukup geser tuas ke mode M dan turunkan ke gigi 2 atau 1 sesuai kebutuhan.
Di jalan menurun, usahakan tetap berada di gigi rendah untuk mengandalkan mesin menahan laju mobil.
Banyak orang salah kaprah dan justru menurunkan tuas ke posisi N (Netral) saat di turunan agar hemat bensin. Padahal ini berbahaya!
Saat di netral, mesin tidak ikut menahan laju kendaraan, dan kamu sepenuhnya mengandalkan rem. Ini bikin rem bekerja lebih keras dan bisa overheat.
Selain itu, kontrol kendaraan juga menurun, dan bisa berisiko kehilangan kendali.
Pada mobil matik modern, terutama SUV atau crossover, biasanya sudah dilengkapi fitur Hill Descent Control (HDC).
Fitur ini akan otomatis mengatur engine brake dan rem agar kendaraan bisa turun dengan stabil tanpa perlu sering menginjak pedal rem.
Aktifkan fitur ini saat melewati turunan panjang dan biarkan sistem bekerja. Tapi tetap pastikan kaki siaga di rem untuk antisipasi kondisi mendadak.
Meski menggunakan engine brake, kamu tetap bisa menggunakan rem. Tapi caranya jangan ditekan terus-menerus.
Tekan secara intermiten (berkala) untuk membantu mengatur kecepatan sambil memberi waktu bagi rem untuk mendingin.
Ini jauh lebih aman dan efektif daripada menekan rem secara terus-menerus yang bisa menyebabkan rem panas bahkan gagal fungsi.
Saat mendekati turunan panjang, lebih baik kamu melambat dulu dari atas sebelum masuk ke turunan. Banyak pengemudi justru baru mengerem saat sudah terlalu meluncur di tengah turunan, yang bisa membuat rem dan mesin bekerja terlalu keras.
Dengan melambat dari awal dan masuk ke posisi transmisi rendah, mobil akan lebih terkendali selama melewati turunan.
Bagaimana tahu kalau engine brake bekerja? Ini beberapa tandanya:
Melewati turunan tanpa bantuan engine brake bisa berisiko tinggi, di antaranya:
Engine brake pada mobil matik itu bukan mitos. Justru, teknik ini sangat penting dan bisa menyelamatkan kamu dari bahaya saat melewati turunan panjang.
Kuncinya adalah tahu cara menggunakan mode transmisi yang sesuai, menjaga kecepatan dari awal, dan tidak mengandalkan rem sepenuhnya.
Baik kamu pengguna mobil matik konvensional, CVT, maupun yang punya mode manual, engine brake tetap bisa kamu lakukan dengan aman.
Pastikan kamu memahami karakter mobilmu, dan selalu waspada terhadap kondisi jalan.
Dengan teknik berkendara yang benar, kamu nggak cuma menjaga keselamatan, tapi juga bikin rem dan transmisi mobil kamu lebih awet.
Jadi, jangan ragu untuk gunakan engine brake saat melewati jalan turunan. Lebih aman, lebih nyaman!(vip)