UPDATEOTOMOTIF.COM - Pasar mobil listrik di Indonesia semakin bergairah, dan BYD menjadi salah satu pemain yang berhasil mencuri perhatian. Dalam waktu hanya tujuh bulan sejak resmi membuka pemesanan, merek otomotif asal Tiongkok ini sukses mencatat penjualan sebanyak 20 ribu unit kendaraan listrik.
Angka tersebut bukan hanya mencerminkan minat masyarakat terhadap mobil ramah lingkungan, tapi juga mengindikasikan keberhasilan strategi penetrasi pasar yang dilakukan BYD. Produk yang ditawarkan tidak hanya menjanjikan teknologi tinggi, tetapi juga hadir dengan harga kompetitif di kelasnya.
PT BYD Motor Indonesia menawarkan tiga model mobil listrik yang langsung diluncurkan untuk konsumen dalam negeri: BYD Dolphin, Atto 3, dan Seal. Ketiganya menyasar segmen yang berbeda, namun memiliki benang merah berupa efisiensi energi dan desain futuristik.
Pencapaian penjualan tersebut dikonfirmasi langsung oleh Amelia Tjandra, selaku Marketing & Communication PT BYD Motor Indonesia. Ia menyebutkan bahwa angka penjualan telah mencapai 20 ribu unit hingga bulan Juli 2025.
“Jadi penjualan kita dari Januari sampai Juli itu sudah di angka 20 ribu unit. Itu sudah termasuk delivery ke konsumen,” ujar Amelia saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Rabu (7/8/2025).
Amelia menambahkan bahwa angka tersebut merupakan akumulasi dari semua model BYD yang dipasarkan secara resmi di Indonesia. Ia menegaskan bahwa antusiasme pasar terus berlanjut hingga pertengahan tahun.
“Pengiriman sudah kita lakukan tapi memang tidak bisa langsung semua karena ada waiting list. Waktu inden itu kurang lebih 1-2 bulan,” lanjutnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap mobil listrik semakin tinggi dan konsumen kini mulai berani mengambil keputusan untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar konvensional. Meski proses pengiriman masih bertahap, hal itu tidak menyurutkan minat calon pembeli.
BYD tampaknya telah menemukan formulasi yang tepat dalam membaca kebutuhan konsumen Indonesia. Mereka tidak hanya menawarkan kendaraan listrik murah, tetapi juga memberikan fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sehari-hari di kota-kota besar.
Model Dolphin, misalnya, menjadi primadona di segmen mobil listrik perkotaan. Bentuknya yang kompak, desain stylish, dan teknologi baterai yang mumpuni membuatnya cepat diterima pasar.
Di sisi lain, Atto 3 muncul sebagai SUV bertenaga listrik yang memberikan kenyamanan ekstra bagi keluarga muda. Di sisi lain, BYD Seal tampil dengan desain yang lebih sporty dan futuristik, menyasar pengendara yang mengutamakan performa serta tampilan mewah.
Tak hanya dari sisi produk, strategi pemasaran BYD juga dinilai efektif dalam membangun brand awareness. Kehadiran mereka dalam ajang-ajang otomotif seperti GIIAS turut mempercepat pengenalan merek ke berbagai lapisan masyarakat.
Pencapaian 20 ribu unit dalam waktu singkat juga menjadi tekanan tersendiri bagi para pesaing, terutama pabrikan yang sudah lebih dulu bermain di pasar mobil listrik. Konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan, dan BYD berhasil memanfaatkan momen ini dengan sangat baik.
Di sisi lain, dukungan pemerintah dalam bentuk insentif kendaraan listrik turut mempercepat pertumbuhan pasar. Meski BYD masih mengandalkan unit impor, hal itu tak menghalangi lonjakan permintaan yang mereka alami.
Mobil listrik kini bukan sekadar simbol gaya hidup modern, tetapi mulai menjadi kebutuhan masyarakat urban yang ingin hemat biaya operasional. Harga mobil listrik BYD yang kompetitif menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan pesaing dari Eropa maupun Jepang.
Adopsi mobil listrik juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060. Pabrikan seperti BYD akan menjadi bagian penting dari transformasi ini, apalagi jika mereka mulai membangun fasilitas produksi dalam negeri.
Dengan jaringan purnajual yang terus diperluas dan teknologi yang terus berkembang, BYD berpotensi menjadi salah satu merek dominan di pasar mobil listrik Indonesia. Mereka tidak hanya menjual kendaraan, tapi juga menghadirkan solusi mobilitas yang berkelanjutan. (dda)