Bahaya BBM oplosan Pertamina pada mesin
Bahaya BBM oplosan Pertamina pada mesin kendaraan menjadi perhatian banyak orang. Baru-baru ini, Kejaksaan Agung menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, sebagai tersangka kasus korupsi.
Kasus ini terkait dengan pengelolaan minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan pencampuran bahan bakar Pertalite menjadi Pertamax. Tindakan ini berisiko merusak mesin kendaraan dan berpotensi merugikan konsumen.
Pada dasarnya, setiap jenis bahan bakar memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satu perbedaan utama antara Pertalite dan Pertamax adalah tingkat oktan yang terkandung di dalamnya.
Oktan yang lebih tinggi pada Pertamax memungkinkan pembakaran yang lebih efisien dibandingkan dengan Pertalite. Ketika keduanya dicampur, ada potensi terjadinya masalah pada performa mesin kendaraan.
Bahaya BBM oplosan Pertamina pada mesin
Mencampur BBM dengan oktan yang berbeda dapat menurunkan kualitas bahan bakar. Sebab, mesin kendaraan dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktan tertentu.
Jika oktan bahan bakar tidak sesuai dengan kompresi mesin, maka pembakaran tidak akan berjalan dengan sempurna. Akibatnya, performa mesin menjadi terganggu.
Selain itu, pencampuran BBM juga dapat menyebabkan tarikan mesin menjadi berat. Baik itu pada mobil maupun motor, kendaraan akan merasakan dampak dari bahan bakar yang tidak sesuai.
Mesin yang bekerja lebih keras ini akan mengurangi efisiensi bahan bakar dan mengurangi kenyamanan berkendara.
Salah satu masalah besar yang bisa muncul akibat pencampuran BBM adalah mesin ngelitik atau knocking. Knocking terjadi ketika pembakaran dalam mesin tidak terjadi secara merata.
Hal ini biasanya disebabkan oleh bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempurna karena perbedaan oktan yang terlalu jauh. Dampaknya, mesin akan mengeluarkan suara berisik yang mengganggu dan merusak komponen mesin.
Ketika mesin sering mengalami knocking, performanya akan menurun. Mesin yang bekerja keras dan tidak efisien akan cepat mengalami keausan.
Selain itu, residu atau kerak yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna juga dapat menyumbat saluran bahan bakar. Akumulasi kerak ini akan memperburuk kondisi mesin dalam jangka panjang.
Kerusakan mesin akibat pencampuran BBM oplosan juga bisa terjadi pada komponen penting, seperti klep dan katup. Jika bahan bakar tidak terbakar dengan baik, sisa-sisa pembakaran yang tidak sempurna bisa menempel di bagian-bagian mesin ini. Akibatnya, klep dan katup bisa macet dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Tidak hanya itu, penggunaan BBM oplosan juga dapat meningkatkan emisi gas buang kendaraan. Mesin yang tidak efisien dalam membakar bahan bakar akan menghasilkan emisi yang lebih banyak.
Emisi yang tinggi ini berpotensi mencemari udara dan merusak kualitas lingkungan sekitar. Kendaraan yang mengeluarkan emisi tinggi tentu berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam.
Pencampuran Pertalite dengan Pertamax juga mengurangi efisiensi bahan bakar. Kendaraan akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama.
Hal ini menyebabkan kendaraan lebih boros dan lebih sering kehabisan bahan bakar. Tentu saja, hal ini menjadi kerugian finansial bagi pemilik kendaraan.
Seiring berjalannya waktu, mesin yang terus-menerus menggunakan BBM oplosan akan mengalami penurunan performa yang signifikan. Mesin yang bekerja lebih keras akan cepat rusak dan membutuhkan biaya perbaikan yang mahal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan jenis bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrik kendaraan. Jika mesin kendaraan sudah terlanjur rusak akibat penggunaan BBM oplosan, biaya perbaikannya bisa sangat tinggi.
Selain itu, kendaraan juga akan kehilangan nilai jualnya karena kondisi mesin yang sudah terganggu. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahan bakar yang digunakan selalu sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan oleh pabrik.
Menggunakan bahan bakar yang tepat juga akan membuat kendaraan lebih ramah lingkungan. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar sesuai dengan spesifikasinya akan menghasilkan emisi yang lebih rendah. Dengan demikian, Anda turut menjaga kualitas udara dan lingkungan di sekitar Anda.
Penting untuk selalu memperhatikan jenis BBM yang digunakan agar kendaraan tetap awet dan berkinerja optimal. Jika Anda masih ragu, sebaiknya periksa panduan dari pabrik kendaraan untuk mengetahui jenis bahan bakar yang paling cocok. Menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi akan membantu menjaga mesin tetap dalam kondisi terbaik.
Akhirnya, meskipun BBM oplosan mungkin terlihat lebih murah, dampaknya pada kendaraan bisa sangat merugikan. Mesin kendaraan yang rusak akibat penggunaan BBM oplosan akan membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, pilihlah BBM yang sesuai agar kendaraan Anda tetap berjalan dengan lancar dan efisien.
Demikianlah bahaya penggunaan BBM oplosan Pertamina pada mesin kendaraan. Untuk memastikan kendaraan tetap berkinerja baik, selalu gunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Jangan tergoda dengan harga yang lebih murah, karena kerugian jangka panjangnya jauh lebih besar. Jaga kendaraan Anda dengan bijak agar dapat digunakan dalam waktu lama tanpa masalah.(amp)
Toyota Avanza tetap menjadi salah satu mobil MPV paling populer di Indonesia, termasuk untuk pasar…
Mudik Lebaran semakin dekat, dan banyak orang mulai mencari mobil bekas yang nyaman dan irit…
Mudik dengan mobil pribadi memang lebih fleksibel dan nyaman, tapi jangan lupa untuk selalu siap…