Akhirnya Rilis! Polytron G3 dan G3+ Jadi Mobil Listrik Pertama dari Polytron

Spesifikasi unggulan polytron g3 dan g3+

Tahun 2025 menjadi tonggak sejarah penting bagi industri otomotif Indonesia, khususnya dalam perkembangan kendaraan listrik.

Polytron, perusahaan elektronik nasional yang telah berkiprah sejak tahun 1975, kini resmi memperluas bisnisnya ke sektor otomotif roda empat.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-50, Polytron melangkah lebih jauh dari sekadar produsen barang elektronik rumah tangga dengan meluncurkan dua mobil listrik perdana mereka: Polytron G3 dan G3+.

Langkah ini menjadi kelanjutan dari kesuksesan mereka sebelumnya dalam pasar sepeda motor listrik.

Melalui peluncuran G3 dan G3+, Polytron membawa semangat SMART, LUXURY, dan FREEDOM, yang menjadi nilai inti dari kendaraan listrik buatannya.

Mobil ini dirancang untuk memberikan aksesibilitas lebih luas bagi masyarakat Indonesia terhadap teknologi kendaraan ramah lingkungan yang futuristik.

Varian Warna G3 Series

Polytron G3 dan G3+ tampil dengan desain elegan yang ditunjang oleh pilihan warna yang memikat.

Untuk model Polytron G3+, tersedia dalam dua varian warna yakni Midnight Black dan Galaxy Grey, memberikan kesan mewah dan maskulin.

Sementara itu, Polytron G3 hadir dalam nuansa lebih terang dan cerah dengan warna Aurora White dan Twilight Blue, cocok untuk pengguna yang menginginkan kesan modern dan energik.

Kehadiran varian warna ini bukan hanya sekadar estetika, namun juga sebagai strategi Polytron dalam memenuhi preferensi visual para calon konsumen dari berbagai kalangan, baik profesional muda hingga keluarga urban.

Tiga Pertimbangan Konsumen dalam Membeli Mobil Listrik

Polytron g3 dan g3+ resmi diluncurkan, targetkan 1.500 unit terjual tahun ini

Pertimbangan Konsumen dalam Membeli Mobil Listrik

Polytron memahami bahwa keputusan membeli kendaraan listrik melibatkan berbagai pertimbangan, dan bukan hanya soal teknologi.

Berdasarkan riset internal terhadap perilaku konsumen Indonesia, terdapat tiga faktor utama yang paling memengaruhi keputusan pembelian mobil listrik.

Pertama adalah biaya, yang disebut oleh 73% responden sebagai faktor penentu utama.

Ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia sangat memperhatikan affordability atau keterjangkauan dalam investasi teknologi kendaraan listrik.

Harga yang bersaing dan struktur kepemilikan yang efisien menjadi kunci dalam menarik perhatian pasar.

Kedua, sebanyak 47% konsumen menyatakan bahwa kesadaran terhadap lingkungan adalah motivasi utama mereka dalam beralih ke kendaraan listrik.

Isu pemanasan global dan polusi udara semakin mendorong masyarakat untuk memilih opsi transportasi yang ramah lingkungan.

Ketiga, kenyamanan menjadi faktor berikutnya yang dipertimbangkan oleh 44% responden.

Hal ini mencakup kenyamanan dalam berkendara, fitur pendukung, hingga kemudahan perawatan dan pengisian daya kendaraan listrik.

Inovasi Battery-as-a-Service (BaaS)

Untuk menjawab ketiga kebutuhan tersebut, Polytron menghadirkan inovasi model kepemilikan baru yang disebut Battery-as-a-Service (BaaS).

Melalui skema ini, konsumen dapat memiliki mobil listrik Polytron tanpa harus membeli baterainya secara langsung.

Hal ini secara signifikan menurunkan biaya awal kepemilikan, membuatnya jauh lebih ringan dibandingkan mobil listrik konvensional.

Baterai akan menjadi bagian dari sistem langganan, dan menariknya, Polytron memberikan jaminan garansi baterai seumur hidup selama masa berlangganan.

Dengan cara ini, konsumen tidak perlu khawatir terhadap penurunan performa atau penggantian baterai yang mahal, menjadikan penggunaan kendaraan listrik lebih tenang dan terjangkau.

BaaS juga menciptakan model bisnis yang lebih fleksibel dan inklusif, memungkinkan masyarakat dari berbagai kalangan untuk merasakan pengalaman menggunakan mobil listrik tanpa beban finansial yang berat di awal.

Dukungan Terhadap Target Netralitas Karbon

Langkah strategis Polytron dalam meluncurkan G3 dan G3+ juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendorong adopsi kendaraan listrik secara nasional.

Pemerintah menargetkan pencapaian netralitas karbon (net zero emission/NZE) pada tahun 2060, salah satunya melalui transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik.

Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah rencana penghentian produksi kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) secara bertahap hingga tahun 2050, khususnya untuk kendaraan roda empat.

Dengan demikian, inisiatif Polytron masuk ke segmen mobil listrik ini menjadi kontribusi nyata sektor swasta dalam menyukseskan program dekarbonisasi transportasi nasional.

Selain itu, pengembangan mobil listrik lokal seperti G3 dan G3+ juga berpotensi mendukung pertumbuhan industri komponen kendaraan listrik dalam negeri, menciptakan lapangan kerja baru, serta mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Polytron dan Masa Depan Mobilitas Indonesia

Masuknya Polytron ke pasar mobil listrik menunjukkan bahwa industri dalam negeri mampu berkembang dan berinovasi di tengah tantangan global.

Sebagai perusahaan yang telah hadir selama lima dekade di Indonesia, Polytron memanfaatkan kekuatan brand, pengalaman manufaktur, dan jaringan distribusi luasnya untuk mendorong adopsi kendaraan listrik lebih merata.

Polytron G3 dan G3+ bukan sekadar kendaraan, tetapi simbol dari komitmen terhadap masa depan yang lebih bersih, efisien, dan canggih.

Dengan teknologi yang terus diperbarui, skema kepemilikan yang fleksibel, serta harga yang kompetitif, G3 series diharapkan menjadi titik awal dari revolusi mobilitas elektrik nasional.

Tahun 2025 akan dikenang sebagai momen bersejarah ketika Polytron melangkah ke dunia otomotif roda empat melalui peluncuran mobil listrik G3 dan G3+.

Dengan mengusung semangat inovasi dan keberlanjutan, serta menjawab kebutuhan konsumen masa kini, Polytron tak hanya membuktikan diri sebagai pelopor teknologi, tetapi juga sebagai bagian dari solusi transportasi masa depan Indonesia.(taa)